Klinik Apollo, Jakarta – Penyakit menular seksual adalah infeksi yang muncul karena kontak intim dengan penderita. Sifilis salah satunya. Seseorang yang mengidap kondisi ini membutuhkan metode diagnosis sifilis.

Metode diagnosis sifilis tidak selalu mudah karena ciri-cirinya mirip dengan penyakit lain, dan beberapa tes mungkin tidak selalu akurat. Oleh karena itu, mengetahui metode diagnosis sifilis yang paling efektif dan akurat menjadi hal pokok yang perlu Anda pahami.

Bagaimana Cara Diagnosis Sifilis?

Diagnosis sifilis sangatlah penting karena infeksi seksual ini dapat menimbulkan berbagai macam komplikasi serius jika penderita tidak menindaklanjuti dengan penanganan yang efisien.

Tanpa pengobatan yang berkhasiat, sifilis dapat menyebabkan kerusakan permanen pada organ tubuh, termasuk otak, jantung, dan sistem saraf.

Melakukan evaluasi medis sejak dini juga sangat penting untuk pencegahan penyebaran infeksi sifilis ke orang lain. Pengidap yang terinfeksi sifilis harus segera menerima perawatan untuk mencegah penyebaran kepada pasangan seksual. 

Diagnostik yang akurat juga membantu menghindari pengobatan bakteri sifilis yang tidak perlu atau bahkan salah, yang dapat mengarah pada efek samping yang lebih buruk. Selain itu, pengobatan sifilis yang efektif hanya dapat diberikan setelah peninjauan medis ditegakkan.

Lalu bagaimana cara diagnosis sifilis yang tepat? Berikut beberapa metode diagnosis yang bisa dilakukan dokter untuk memeriksa pasien sifilis:

1. Tes serologi darah

Metode ini merupakan kiat paling umum untuk mendeteksi sifilis. Tes serologi darah ini mengukur jumlah antibodi yang dihasilkan tubuh sebagai respons terhadap infeksi oleh Treponema pallidum

Ada beberapa jenis tes darah yang mencakup tes Rapid Plasma Reagin, tes VDRL, dan tes Enzyme Immunoassay.

2. Tes urinalisis

Dokter bisa menerapkan tes urinalisis atau tes urine pada pasien, dengan tujuan untuk mendeteksi sifilis selain tes darah, terutama pada kasus infeksi saluran kemih. 

Pemeriksaan tersebut sering digunakan bersama dengan tes darah untuk mengoptimalkan diagnosis supaya mendapatkan hasil yang akurat.

3. Pemeriksaan klinis dan visual

Pemeriksaan fisik dan visual dapat membantu mendeteksi gejala sifilis pada pasien, seperti lesi atau luka di daerah kelamin, mulut, atau anus. 

Gejala sifilis persis dengan gejala penyakit lain, sehingga pemeriksaan fisik dan visual saja tidak cukup untuk mengidentifikasi penyakit.

4. Pemeriksaan luka

Metode diagnosis yang terakhir ialah dokter melakukan tes mikroskopis untuk mengidentifikasi bakteri penyebab sifilis apabila ada lesi atau luka di kulit. 

Para ahli kesehatan biasanya melakukan tes ini dengan mengambil sampel cairan dari lesi atau luka dan mengevaluasi sampel di bawah mikroskop.

Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dalam mendiagnosis sifilis. Konsultasikan dengan ahli kesehatan untuk menentukan metode diagnosis sifilis yang paling sesuai jika mencurigai atau ingin memastikan keberadaan bakteri dalam tubuh Anda.

Konsultasi Gratis dengan Dokter Klinik Apollo

Klinik Apollo adalah Klinik Kelamin Jakarta yang berada di lokasi strategis, memiliki standar internasional, serta perlengkapan terbaru dan modern.

Klinik Apollo mampu mengatasi berbagai penyakit kelamin. Kami akan melayani Anda dengan cepat, tepat, dan profesional. Anda tidak perlu khawatir karena biaya penanganan sangat terjangkau. 

Klinik Apollo yang merupakan spesialis penyakit kelamin sangat mengutamakan kepuasan dan kesembuhan setiap pasiennya dengan memprioritaskan pasien pada setiap pelayanan dan pengobatan.

Anda dapat memanfaatkan layanan konsultasi medis secara daring melalui WhatsApp, telepon, maupun live chat secara gratis jika memiliki pertanyaan seputar penyakit kelamin. 

Suka dengan artikel ini?

About the Author: Yusuf Shabran

Yusuf Shabran
Pemuda yang masih belajar menulis dan akan terus belajar hingga tinta menipis. Saat ini tengah mendalami konten-konten dan penulisan seputar kesehatan sebagai Content Writer Klinik Apollo.

Leave A Comment