Klinik Apollo, Jakarta – Uretritis non gonore adalah peradangan pada uretra yang penyebabnya oleh infeksi bakteri selain Neisseria gonorrhoeae yang merupakan penyebab umum uretritis gonore.

Kondisi ini dapat terjadi pada pria maupun wanita, meskipun lebih sering terjadi pada pria.

Uretritis non gonore sering berhubungan dengan infeksi bakteri seperti Chlamydia trachomatis, Mycoplasma genitalium dan Ureaplasma urealyticum.

Artikel ini akan membahas penyebab, gejala, diagnosis serta pengobatan uretritis non gonore.

>> Konsultasi Online Gratis di Sini <<

Penyebab Uretritis Non Gonore

Uretritis non gonore penyebabnya oleh infeksi bakteri yang menginfeksi uretra yaitu tabung yang menghubungkan kandung kemih dengan luar tubuh.

Bakteri Chlamydia trachomatis, Mycoplasma genitalium dan Ureaplasma urealyticum adalah penyebab umum penyakit ini.

Penyakit ini umumnya menular melalui hubungan seksual tanpa pengaman (kondom) dengan seseorang yang terinfeksi.

Faktor lain seperti gaya hidup seksual yang berisiko tinggi, memiliki beberapa pasangan seksual dan penggunaan obat-obatan tertentu juga dapat meningkatkan risiko terkena penyakit ini.

Gejalanya

Gejala penyakit ini pada pria dan wanita bisa berbeda. Pada pria, gejala yang umumnya muncul meliputi:

  • Nyeri atau sensasi terbakar saat kencing.
  • Peningkatan frekuensi kencing.
  • Keluar cairan dari penis yang bisa berupa cairan berwarna putih, kuning atau hijau.
  • Nyeri atau ketidaknyamanan pada area genital.
  • Pembengkakan pada ujung penis.

Pada wanita, gejalanya sering kali lebih ringan dan sulit Anda bedakan dari infeksi saluran kemih (ISK) atau penyakit lainnya. Gejala yang mungkin muncul termasuk:

  • Nyeri atau sensasi terbakar saat kencing.
  • Peningaktan frekuensi kencing.
  • Rasa sakit pada area panggul atau perut bagian bawah.
  • Pendarahan di luar siklus menstruasi normal.
  • Peningkatan keluarnya cairan vagina yang tidak biasa.

Diagnosisnya

Dokter ahli akan melakukan sejumlah langkah untuk mendiagnosis penyakit ini. Ini mungkin melibatkan:

  • Konsultasi medis

Dokter ahli akan menanyakan tentang gejala yang Anda alami dan riwayat seksual Anda.

  • Pemeriksaan fisik

Dokter ahli akan memeriksa area genital Anda untuk mengetahui tanda-tanda peradangan atau infeksi.

  • Pemeriksaan laboratorium

Sampel urine atau swab uretra dapat dokter ahli ambil untuk mendeteksi bakteri penyebab infeksi.

  • Pemeriksaan lain

Terkadang, pemeriksaan penunjang seperti tes darah dapat membantu dalam diagnosis.

>> Konsultasi Online Gratis di Sini <<

Pengobatannya

Pengobatan penyakit ini melibatkan pemberian pengobatan antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri penyebab.

Pilihan pengobatan antibiotik akan bergantung pada jenis bakteri yang menyebabkan infeksi dan sensitivitasnya terhadap pengobatan antibiotik tertentu.

Penting untuk menyelesaikan seluruh pengobatan antibiotik yang dokter ahli resepkan, bahkan jika gejala sudah mereda sebelum pengobatan selesai.

Selain itu, penting juga untuk menghindari hubungan seksual tanpa pengaman (kondom) selama periode pengobatan dan untuk memberitahu pasangan seksual Anda agar mereka juga melakukan tes dan pengobatan jika perlu.

Untuk mencegah penyakit ini dan infeksi menular seksual (IMS) lainnya, langkah-langkah berikut dapat Anda lakukan:

  • Penggunaan kondom (pengaman)

Penggunaan kondom (pengaman) dapat membantu mengurangi risiko infeksi saat berhubungan seksual.

Baca juga : Uretritis non gonore dan cara mengobatinya

  • Pemeriksaan rutin

Melakukan pemeriksaan rutin untuk mendeteksi infeksi secara dini, terutama jika Anda memiliki riwayat seksual yang berisiko.

Dalam kesimpulan, uretritis non gonore adalah peradangan pada uretra yang penyebabnya oleh infeksi bakteri selain Neisseria gonorrhoeae.

Penting untuk segera melakukan pengobatan jika Anda mengalami gejala-gejala yang mencurigakan dan juga melakukan tindakan pencegahan untuk menjaga kesehatan seksual Anda.

Suka dengan artikel ini?

About the Author: Yulia

Yulia
Yulia adalah seorang Content Writer di Klinik Apollo yang sudah berkecimpung di dunia kesehatan penyakit kelamin sejak tahun 2017.

Leave A Comment