Orkitis adalah peradangan pada salah satu testis pria atau peradangan pada kedua testis pria, biasanya karena infeksi.

Orkitis dapat terjadi akibat penularan bakteri melalui darah dari area lain di tubuh. Ini juga bisa menjadi perkembangan epididimitis, infeksi pada saluran (ISK) yang membawa air mani keluar dari testis. Ini disebut epididymo orchitis.

Gejala Orkitis Pada Pria

Sebagian besar kasus orkitis bersifat akut yang berarti tiba-tiba mengalami nyeri yang parah pada salah satu testis atau pada kedua testis yang dapat menyebar ke selangkangan (area di mana paha atas bertemu dengan perut bagian bawah). Mungkin juga memiliki gejala seperti:

  • Testis yang tampak lunak, bengkak dan berwarna merah atau berwarna ungu.
  • Perasaan berat di testis bengkak.
  • Darah dalam air mani.
  • Demam tinggi.
  • Mual.
  • Muntah.
  • Nyeri saat kencing.
  • Nyeri karena mengejan saat buang air besar (BAB).
  • Sakit saat berhubungan badan.
  • Merasa sakit.

Dengan epididymo orchitis, gejalanya serupa dan dapat muncul dengan cepat (akut) atau lambat (kronis). Orkitis dapat menyebabkan area nyeri dan bengkak di testis hingga beberapa hari.

Kemudian, infeksi menyebar hingga melibatkan seluruh testis. Mungkin juga mengeluarkan cairan dari penis dan nyeri atau rasa terbakar sebelum kencing atau sesudah kencing.

Ketahui Penyebab Orkitis Secara Umum

Bakteri dan virus dapat menyebabkan orkitis. Bakteri yang umumnya dapat menyebabkan orkitis antara lain Escherichia coli, Staphylococcus dan Streptococcus.

Epididimitis (radang tabung di belakang testis) juga dapat menyebabkan orkitis. Bakteri yang menyebabkan penyakit menular seksual (PMS), seperti gonore (kencing nanah), klamidia dan sifilis (penyakit raja singa) juga dapat menyebabkan orkitis pada pria yang aktif secara seksual, biasanya berusia 19 tahun hingga 35 tahun.

Atau mungkin berisiko jika memiliki banyak pasangan seksual, jika terlibat dalam perilaku seksual berisiko tinggi seperti hubungan seksual tanpa kondom, jika pasangan seksual pernah mengalami penyakit menular seksual (PMS) atau jika memiliki riwayat penyakit menular seksual (PMS).

Virus penyebab gondongan juga dapat menyebabkan orkitis. Orkitis muncul dalam 4 hari hingga 6 hari setelah gondok muncul.

Mungkin juga berisiko terkena orkitis yang ditularkan secara non seksual jika belum mendapatkan pengobatan yang tepat terhadap gondongan.

Pengobatan Ampuh Untuk Orkitis

Dokter mungkin akan melakukan serangkaian tes termasuk:

  • USG testis yang meradang (atau kedua testis) untuk mengetahui seseorang menderita orkitis atau torsio testis.
  • Pemeriksaan dubur untuk memeriksa prostat dari infeksi.
  • Tes urine untuk mencari penyakit menular seksual (PMS) dan bakteri lain yang mungkin penyebab atas infeksi.
  • Tes darah untuk HIV dan sifilis (penyakit raja singa).

Sebagian besar kasus orkitis dan epididymo orchitis memerlukan pengobatan antibiotik untuk menyembuhkan infeksi dan untuk mencegah penularannya.

Jika prostat terlibat, mungkin memerlukan pengobatan yang lebih lama. Jika mengalami demam tinggi, mual atau muntah atau jika sangat sakit, mungkin perlu diobati untuk mendapatkan pengobatan antibiotik langsung ke pembuluh darah (IV).

Orkitis gondongan akan sembuh dalam 1 minggu hingga 3 minggu. Hindari seks atau gunakan kondom sampai semua pasangan seksual menyelesaikan semua pengobatan antibiotik secara lengkap dan bebas dari gejala.

Segera konsultasikan di Klinik Apollo

Melakukan pemeriksaan di Klinik Apollo akan ditangani secara langsung oleh dokter ahli dan staff medis yang handal dibidangnya. Selain itu biaya pengobatan yang sangat terjangkau.

Lokasi klinik yang sangat strategis yang berada di Jakarta, Indonesia. Klinik Apollo sangat mengutamakan kepuasan dan kesembuhan setiap pasiennya dengan memprioritaskan pasiennya dalam setiap pengobatan dan pelayanannya.

Untuk informasi lebih lanjut bisa menghubungi kami di nomor 0812 8580 4316. Dan jika mempunyai pertanyaan lainnya seputar penyakit kelamin, Anda bisa menggunakan layanan konsultasi medis online secara gratis.

Suka dengan artikel ini?

About the Author: Yulia

Yulia adalah seorang Content Writer di Klinik Apollo yang sudah berkecimpung di dunia kesehatan penyakit kelamin sejak tahun 2017.

Leave A Comment