Klinik Apollo, Jakarta – Terkait infeksi klamidia pada wanita yang telah menjadi pembahasan penting dalam kesehatan reproduksi dan seksualitas. Pahamilah bahwa klamidia tidak selalu berdiri sendiri. Terkadang, seseorang yang terinfeksi penyakit tersebut juga dapat mengalami infeksi seksual lainnya secara bersamaan.

Infeksi seksual ganda atau gabungan, seperti klamidia dan kondisi lainnya dapat terjadi karena perilaku seksual yang berisiko, menjadikan aktivitas tersebut sebagai media penularan. Oleh karena itu, sangat penting untuk menggali lebih dalam tentang hubungan antara klamidia dengan infeksi seksual lainnya, salah satunya ialah gonore.

Infeksi Klamidia pada Wanita Sama dengan Gonore

Klamidia dan gonore merupakan infeksi menular seksual yang bisa menginfeksi wanita. Kendati demikian, keduanya memiliki bakteri yang berbeda. Bakteri Chlamydia trachomatis merupakan mikroba yang menimbulkan klamidia, sedangkan Neisseria gonorrhoeae adalah organisme yang memicu gonore (kencing nanah).

Mengenai hubungan antar keduanya, klamidia dan gonore bisa terjadi secara bersamaan ataupun terpisah. Persamaannya terletak pada tanda dan komplikasi. 

Adapun persamaan tanda infeksi klamidia pada wanita dengan gonore: 

  • Keputihan yang tidak normal: keputihan yang tidak normal dapat berupa keputihan berlebihan, berwarna kuning kehijauan, berbau amis, atau memiliki tekstur yang tidak biasa.
  • Nyeri panggul: radang panggul terjadi ketika dua infeksi tersebut tidak diacuhkan. Peradangan ini dapat menyebabkan nyeri di daerah abdomen atau panggul. Selain itu, ketidaknyamanan atau nyeri saat berhubungan seksual mampu pengidap rasakan.
  • Kendala saluran kemih: nyeri atau terbakar saat buang air kecil (disuria) dan peningkatan hasrat buang urine merupakan gejala umum yang bisa terjadi. 
  • Perdarahan yang berlebih: perdarahan tidak normal yang terjadi pada perempuan, bisa dipastikan bahwa itu akibat dari beberapa bakteri, sepertii Chlamydia dan gonorrhoea. Perdarahan ini terjadi di luar siklus mens’, seperti perdarahan antara periode atau pasca-berhubungan seksual.

Orang yang menderita keempat gejala tersebut harus mengonsumsi obat dengan segera agar tidak menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Setidaknya, melakukan pencegahan ialah tindakan tepat untuk menghalangi kerusakan pada genitalia kaum Hawa.

Klamidia dan Gonore Berdampak Buruk pada Genital Wanita

Tidak hanya menimbulkan gejala, penyakit klamidia juga dapat memberikan kerusakan terhadap beberapa organ kelamin wanita, dan itu sama dengan penyakit raja singa (gonore). Organ-organ yang rusak, yaitu tuba falopi, indung telur dan rahim.

Apabila ketiganya mengalami iritasi, peradangan bisa terjadi. Kondisi medis ini disebut sebagai penyakit radang panggul (PID) yang mampu memberikan efek samping fatal berupa keluhan terkait menstruasi, kehamilan ektopik, nyeri seksual, dan infertilitas.

Perlu Anda ketahui bahwa komplikasi yang timbul antarindividu itu bisa berbeda, tergantung pada imunitas tubuh, perawatan, dan faktor lainnya. Maka dari itu, penting bagi setiap wanita untuk berdiskusi dengan dokter mengenai infeksi klamidia dan penyakit menular seksual lainnya.

Konsultasi Gratis dengan Dokter Klinik Apollo

Klinik Apollo adalah Klinik Kelamin Jakarta yang berada di lokasi strategis, memiliki standar internasional, serta perlengkapan terbaru dan modern.

Klinik Apollo mampu mengatasi berbagai penyakit kelamin. Kami akan melayani Anda dengan cepat, tepat, dan profesional. Anda tidak perlu khawatir karena biaya penanganan sangat terjangkau. 

Anda dapat memanfaatkan layanan konsultasi medis secara daring melalui WhatsApp, telepon, maupun live chat secara gratis jika memiliki pertanyaan seputar penyakit kelamin.

Suka dengan artikel ini?

About the Author: Yusuf Shabran

Yusuf Shabran
Pemuda yang masih belajar menulis dan akan terus belajar hingga tinta menipis. Saat ini tengah mendalami konten-konten dan penulisan seputar kesehatan sebagai Content Writer Klinik Apollo.

Leave A Comment