Klinik Apollo, Jakarta – Keputihan keluar darah merupakan salah satu dari sekian banyak masalah pada organ reproduksi wanita.

Fenomena keputihan yang bercampur darah mungkin jarang terjadi, tetapi dapat menjadi indikasi dari penyakit atau kondisi yang serius.

Oleh sebab itu, Anda harus mewaspadai keputihan keluar darah. Kemudian, kenapa yang masalah medis yang satu ini bisa terjadi? Mari, simak pembahasannya di artikel ini.

Berbagai Penyebab Keputihan Keluar Darah

Warna keputihan yang mengalami kelainan, seperti merah atau kecokelatan akibat darah atau campuran sedikit darah, bisa menjadi gangguan yang mengkhawatirkan.

Walaupun kondisi tersebut tidak berbahaya, kita tetap harus waspada terhadap kemungkinan masalah serius yang mendasarinya.

Dalam beberapa kasus, penanganan sederhana mungkin sudah cukup, tetapi pada kondisi yang lebih serius, bantuan medis dari dokter menjadi langkah yang tidak dapat diabaikan.

Jadi, Anda harus selalu waspada terhadap beberapa hal yang memungkinkan adanya keputihan berdarah.

Berikut adalah penyebab keputihan yang keluar darah harus diwaspadai oleh Anda.

Baca Juga: Cara Mengatasi Keputihan Berdarah Akibat Asmara Sesama Jenis

1. Vaginitis

Vaginitis merupakan salah satu jenis peradangan yang terjadi pada vagina akibat infeksi. Kondisi ini dapat menimbulkan gejala seperti rasa gatal, dan keputihan.

Selain itu, vaginitis pun dapat menimbulkan sensasi nyeri saat buang air kecil (BAK) dan terkadang perdarahan ringan di luar siklus haid.

Sebagai upaya penanganan, umumnya dokter akan memberikan pengobatan berupa pemberian obat berupa pil atau.

2. Menstruasi

Siklus yang beristilah “menstruasi”, pada dasarnya  adalah proses di mana darah, lendir, dan jaringan rahim yang telah mati dikeluarkan dari tubuh melalui vagina.

Jadi, menstruasi itu sendiri dapat dianggap sebagai suatu bentuk keputihan yang mengandung darah.

Setiap bulan, rahim wanita mempersiapkan diri untuk kehamilan dengan membangun lapisan dalam yang (endometrium).

Endometrium ini tidak lagi diperlukan, kemudian akan diuraikan dan dikeluarkan dari tubuh melalui proses menstruasi apabila tidak ada pembuahan.

Pada intinya, menstruasi merupakan bentuk keputihan alami yang mengandung darah dan merupakan proses fisiologis normal pada haid wanita.

3. Keadaan Hamil

Perempuan yang sedang hamil juga bisa mengalami keputihan yang bercampur dengan darah. Wanita yang mengalami pendarahan implantasi, berkemungkinan mengalami kondisi tersebut.

Pendarahan implantasi sendiri merupakan perdarahan ringan yang dapat dialami oleh perempuan pada awal masa kehamilan.

Fenomena ini terjadi ketika janin menempel ke dinding rahim, biasanya sekitar 6-12 hari setelah pembuahan. Perdarahan ini biasanya berwarna merah muda atau cokelat.

4. Penggunaan Pil KB

Penggunaan pil KB, salah satu dari alat kontrasepsi, dapat menimbulkan cairan keruh yang merah atau cokelat (darah) pada beberapa pengidap.

Keputihan mengandung darah ‘spotting’, sering terjadi pada tahap awal penggunaan pil KB atau saat wanita mengalami perubahan dosis pil.

Situasi medis seperti spotting tidak berbahaya dan cenderung berkurang seiring tubuh beradaptasi dengan hormon dalam pil KB.

Apabila keputihan darah terus berlanjut atau mengganggu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk evaluasi lanjutan.

5. Penyakit Kencing Nanah

Infeksi penyakit kencing nanah (gonore) pada kaum Hawa dapat menimbulkan gejala berupa cairan keputihan yang menyatu dengan darah meskipun jarang terjadi.

Pada umumnya, wanita yang terinfeksi Neisseria gonorrhoeae (bakteri gonore) akan mengalami keputihan abnormal yang berbeda dari keputihan biasa.

Bakteri dari penyakit kelamin tersebut dapat menginfeksi saluran reproduksi wanita, termasuk serviks (leher rahim), rahim, dan tabung fallopi.

Infeksinya dapat menimbulkan peradangan di organ-organ di atas lalu menyebabkan keputihan yang tidak normal.

6. Penyakit Radang Panggul 

Infeksi menular seksual, seperti gonore dapat menyebar ke organ reproduksi wanita, termasuk rahim, dan menyebabkan penyakit radang panggul atau pelvic inflammatory disease (PID).

Ini terjadi ketika pengidap tidak mengatasinya. Mengenai dampaknya, penyakit radang panggul dapat menyebabkan keputihan darah di luar periode haid dan setelah berhubungan seksual.

Cairan yang keluar akibat penyakit radang panggul memiliki warna merah atau cokelat. Bila Ada mengalami PID, sangat penting untuk segera mencari bantuan medis.

Sebab, kondisi ini termasuk serius dan penderita harus mendapatkan perawatan segera untuk mencegah kerusakan permanen pada organ pengembangbiakan dan masalah kesuburan.

7. Kanker Serviks

Tahukah Anda bahwa infeksi Human papillomavirus (HPV) dapat menyebabkan kanker serviks apabila penderita tidak peduli atau tidak mendapatkan penyembuhan yang tepat.

Kanker serviks (mulut rahim) merupakan kanker ganas yang bisa mendatangkan keputihan yang disertai darah dengan aroma yang sangat tidak enak.

Selain itu kanker ini pun dapat menyebabkan rasa sakit pada saat berhubungan intim dan perdarahan setelah melakukan aktivitas tersebut.

Agar dapat mengetahui faktor yang mendatangkan keputihan berdarahi, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter.

Mungkin, dokter akan akan melakukan serangkaian pemeriksaan penunjang, di antaranya pemeriksaan panggul, tes darah, kolposkopi, USG, dan lain sebagainya.

Demikian pembahasan mengenai penyebab keputihan keluar darah. Semoga artikel ini bermanfaat untuk Anda, terutama yang mewaspadai keputihan tidak biasa.

>>> KONSULTASI ONLINE GRATIS DI SINI <<<

Suka dengan artikel ini?

About the Author: Yusuf Shabran

Pemuda yang masih belajar menulis dan akan terus belajar hingga tinta menipis. Saat ini tengah mendalami konten-konten dan penulisan seputar kesehatan sebagai Content Writer Klinik Apollo.

Leave A Comment