Klinik Apollo, Jakarta – Parafimosis dan fimosis adalah 2 kondisi yang terkait dengan penyempitan atau kesulitan dalam menarik kembali kulup pada penis pria.

Meskipun sering kali penyebabnya oleh kondisi yang berbeda, kedua kondisi ini dapat mempengaruhi kesehatan dan kenyamanan pria.

Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan parafimosis, fimosis dan perbedaan antara keduanya.

Fimosis

Fimosis terjadi ketika kulup penis tidak dapat Anda tarik ke arah belakang dengan bebas. Kondisi ini biasanya terjadi pada bayi laki-laki yang baru lahir dan dapat berkembang seiring bertambahnya usia.

Fimosis penyebabnya oleh adanya jaringan kulup yang kaku atau sempit yang menghambat pergerakan kulup.

Pada beberapa kasus, fimosis dapat mempengaruhi fungsi seksual dan menyebabkan ketidaknyamanan saat kencing atau berhubungan seksual.

Pengelolaan fimosis biasanya awalnya dengan perawatan konservatif, seperti membersihkan area kulup dengan lembut menggunakan air hangat dan sabun ringan.

Jika fimosis menyebabkan masalah yang signifikan, dokter ahli mungkin merekomendasikan prosedur bedah seperti sirkumsisi di mana kulup dipotong atau diangkat.

Baca juga : Tanda Gejala Fimosis pada Pria

Parafimosis

Parafimosis terjadi ketika kulup yang Anda tarik ke arah belakang terjebak di belakang kepala (glans atau kelenjar) penis dan tidak dapat kembali ke posisi semula.

Kondisi ini dapat terjadi setelah upaya yang kuat untuk menarik kulup ke arah belakang, misalnya saat membersihkan area kulup atau selama aktivitas seksual.

Parafimosis adalah kondisi yang serius dan memerlukan perhatian medis segera.

Gejala parafimosis meliputi pembengkakan, nyeri dan kesulitan dalam menggerakkan kulup ke posisi semula.

Jika tidak mendapat pengobatan, parafimosis dapat menyebabkan gangguan aliran darah ke kepala penis yang dapat menjadi ancaman bagi kesehatan penis dan memerlukan intervensi segera.

Penanganan parafimosis melibatkan upaya untuk mengurangi pembengkakan dan menempatkan kulup kembali ke posisi semula.

Dokter ahli dapat menggunakan berbagai teknik, termasuk kompres es, pijatan atau pemberian obat-obatan pereda nyeri untuk mengurangi pembengkakan dan memudahkan penarikan kulup.

Dalam beberapa kasus yang parah, mungkin memerlukan prosedur bedah untuk mengatasi parafimosis. Perbedaan antara parafimosis dan fimosis terletak pada posisi kulup yang terjebak.

Pada fimosis, kulup tidak dapat Anda tarik ke arah belakang secara bebas. Sedangkan pada parafimosis, kulup telah tertarik ke arah belakang dan terjebak di belakang kepala penis.

Penting untuk Anda ketahui bahwa diagnosa dan penanganan kondisi fimosis dan parafimosis harus dengan dokter ahli atau profesional kesehatan yang kompeten.

Jika Anda mengalami gejala fimosis atau parafimosis, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter ahli. Untuk mendapatkan diagnosis yang akurat dan rekomendasi penanganan yang sesuai.

Dalam beberapa kasus, kedua kondisi ini dapat terhindar dengan menjaga kebersihan yang baik pada area penis dan melakukan tindakan pencegahan yang sesuai.

>>>KONSULTASI ONLINE GRATIS DISINI<<<

Suka dengan artikel ini?

About the Author: Yulia

Yulia
Yulia adalah seorang Content Writer di Klinik Apollo yang sudah berkecimpung di dunia kesehatan penyakit kelamin sejak tahun 2017.

Leave A Comment