Klinik Apollo, Jakarta – Sifilis adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum yang memiliki bentuk tertentu. Bentuk bakteri sifilis memiliki model yang khas dan berbeda dari mikroorganisme lainnya.

Infeksi sifilis pada wanita dapat berkembang melalui empat tahap yang berbeda, dari tahap primer hingga tersier, jenis yang paling serius dan berpotensi mengancam jiwa.

Lantas bagaimana kontur dari bakteri ini? Berikut adalah pembahasan mengenai bentuk bakteri sifilis dan tahap-tahap perkembangan infeksinya pada wanita. 

Bagaimana Bentuk Bakteri Sifilis?

Sifilis atau penyakit raja singa adalah penyakit seksual yang dapat menyebarkan infeksi melalui kontak seksual dengan penderita. 

Treponema pallidum yang merupakan bakteri dari sifilis ini berbentuk spiral panjang dan ramping, seperti heliks atau kumparan. Struktur spiral ini memungkinkan bakteri untuk bergerak dan menembus jaringan tubuh manusia yang lebih dalam.

Kita bisa melihat bentuk bakteri sifilis yang unik dan khas ini melalui mikroskop yang dilengkapi dengan teknologi khusus. 

Pada mikroskop fluoresensi, mikroba tersebut dapat diwarnai dengan zat fluoresen yang mengeluarkan cahaya saat diberikan sinar ultraviolet, sedangkan pada mikroskop elektron, pemicu sifilis dapat dilihat dengan sangat detail.

Sulit untuk melakukan kultur dan identifikasi pada bakteri penyakit raja singa dengan metode laboratorium biasa. Oleh karena itu, pemeriksaan terhadap pengidap sifilis biasanya berdasarkan tes darah dan pemeriksaan fisik oleh dokter spesialis.

Subspesies dan Bentuk dari Bakteri Sifilis

Setelah mengetahui bentuk bakteri sifilis, berikutnya adalah memahami subspesies dari bakteri ini. Treponema pallidum adalah bakteri inti atau utama yang menyebabkan sifilis. Namun, bakteri tersebut memiliki subspesies atau jenis lain. Bakteri-bakteri ini sangat berpengaruh terhadap gejala penyakit raja singa.

Berikut merupakan subspesies dari Treponema Pallidum yang bisa Anda ketahui:

Pertenue

Subspesies ini memiliki bentuk spiral kendor yang tipis dan panjang. Bakteri ini juga memiliki pergerakan yang sangat aktif dengan menggunakan flagela. 

Selain itu, pertenue juga memiliki dinding bersel tipis sehingga terlihat seperti rantai spiral yang tipis dan transparan. Treponema jenis ini dapat menyebabkan penyakit frambusia atau yaws, yang menyerang kulit, tulang, dan persendian.

Endemicum

Memiliki pola yang sama dengan pallidum dan pertenue, subspesies ini juga menyebabkan yaws. Umumnya, subspesies endemicum sering sekali ditemukan di Afrika dan Asia.

Carateum

Subspesies ini menyebabkan penyakit pinta, menyerang kulit, dan menyebabkan bercak putih atau kehitaman di kulit.

Sekalipun terdapat beberapa macam dari bakteri sifilis, penyakit yang timbul karena Treponema pallidum subspesies pallidum adalah infeksi yang sangat berbahaya.

Perkembangan Infeksi Sifilis pada Wanita

Bakteri sifilis hakikatnya tidak hanya menginfeksi pria saja, tetapi juga wanita. Wanita yang berusia 15 hingga 29 tahun dan aktif melakukan kontak seksual, maka dirinya berisiko terkena infeksi sifilis.

Sifilis dapat mengalami beberapa tahapan perkembangan pada wanita yang terdiri atas tahap primer, sekunder, laten, hingga tersier.

Tahap awal infeksi sifilis pada wanita biasanya akan ada tanda yang muncul berupa chancre, yakni luka terbuka yang tidak mengakibatkan rasa perih di daerah genital atau oral. 

Chancre biasanya muncul sekitar 3 minggu setelah terpapar bakteri dan dapat bertahan selama 3-6 pekan sebelum hilang dengan sendirinya.

Infeksi akan berkembang ke tahap berikutnya, yakni sekunder. Pada tahap ini, gejala yang muncul dapat bervariasi.

Gejalanya termasuk ruam merah yang tidak gatal pada telapak tangan atau kaki, lecet- lecet di mulut, infeksi tenggorokan, demam, sakit otot, letih juga lesu, dan kelenjar getah bening yang membesar. Tahap kedua biasanya berlangsung selama beberapa minggu atau bulan.

Setelah tahap kedua, peradangan sifilis bisa masuk ke tahap laten atau tidak aktif–bakteri masih ada dalam tubuh tetapi tidak menimbulkan gejala. 

Jenis laten dapat berlangsung selama beberapa tahun sebelum masuk ke tahap akhir (tersier). Pada tahap ini, infeksi sifilis dapat menyebar ke organ dalam seperti jantung, otak, dan tulang. Berbagai kerusakan lain pun bisa saja terjadi, di antaranya gangguan mental, kebutaan, kerusakan organ, dan bahkan kematian.

Bakteri sifilis memang memiliki bentuk yang khas, tetapi dampaknya begitu keras. Artinya, gejala dan komplikasi dari infeksi sifilis pada pria ataupun wanita, akan dapat merusak jantung, otak, tulang, dan lain sebagainya. 

Konsultasikan dengan dokter spesialis jika Anda memiliki tanda-tanda atau membutuhkan pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk menghalangi penyebaran infeksi dan komplikasi yang lebih serius.

Konsultasi Gratis dengan Dokter Klinik Apollo

Klinik Apollo adalah Klinik Kelamin Jakarta yang berada di lokasi strategis, memiliki standar internasional, serta perlengkapan terbaru dan modern.

Klinik Apollo mampu mengatasi berbagai penyakit kelamin. Kami akan melayani Anda dengan cepat, tepat, dan profesional. Anda tidak perlu khawatir karena biaya penanganannya sangat terjangkau. 

Klinik Apollo yang merupakan spesialis penyakit kelamin sangat mengutamakan kepuasan dan kesembuhan setiap pasiennya dengan memprioritaskan pasien pada setiap pelayanan dan pengobatan.

Anda dapat memanfaatkan layanan konsultasi medis secara daring melalui WhatsApp, telepon, maupun live chat secara gratis jika memiliki pertanyaan seputar penyakit kelamin. 

Suka dengan artikel ini?

About the Author: Yusuf Shabran

Pemuda yang masih belajar menulis dan akan terus belajar hingga tinta menipis. Saat ini tengah mendalami konten-konten dan penulisan seputar kesehatan sebagai Content Writer Klinik Apollo.

Leave A Comment