Klinik Apollo, Jakarta – Apakah Anda pernah membuang urine, tetapi cairannya berwarna merah? Kondisi tersebut harus diperhatikan. Sebab, itu menandakan kondisi tubuh yang tidak baik.

Urine berwarna merah menjadi tanda dari penyakit yang bernama hematuria. Hematuria sendiri merupakan air seni yang bercampur dengan darah.

Munculnya urine berwarna merah memang tidak berbahaya. Namun sekali lagi, kejadian tersebut yang terjadi secara berulang harus diberikan pertolongan medis.

>> Konsultasi Online Gratis di Sini <<

Apa yang Menjadi Penyebab Urine Berwarna Merah?

Darah dalam urine menjadi kondisi yang dapat tampak oleh mata (makroskopis) maupun terlihat, tetapi harus dengan mikroskopik (mikroskopik).

Hematuria ini menimbulkan berbagai gejala. Gejala hematuria, seperti sakit saat buang air kecil, sering buang air kemih, mual, dsb, bisa jadi tanda dari penyakit yang serius.

Urine yang mengandung darah perlu diperhatikan pemicunya. Lantas kenapa urine bisa berwarna merah? Berikut penyebab dari kondisi ini.

  • Peradangan di Saluran Kemih

Peradangan atau infeksi di saluran kemih timbul karena bakteri yang memasuki dan tumbuh di saluran atau kandung kemih.

Keadaan ini sering menyebabkan keluarnya darah saat buang air kecil dan umumnya menyebabkan sensasi terbakar.

Perempuan menjadi orang yang rentan terhadap infeksi saluran kemih daripada laki-laki. Selain itu, individu yang tidak menjaga kebersihan alat kelamin, baru saja menjalani operasi saluran kemih, dsb, pun demikian.

  • Batu Saluran Kemih

Batu saluran kemih berasal dari pengendapan mineral di air pipis. Kondisi ini biasanya baru disadari oleh pengidap pada saat rasa nyeri atau penyumbatan terjadi.

Rasa nyeri dan penyumbatan itu terjadi ketika pengidap menjalani proses buang air kecill. Selain itu, penyakit ini juga dapat mengubah warna urine menjadi merah.

Pembesaran kelenjar prostat, saluran kemih yang terinfeksi, pemakaian kateter urine, tubuh yang kekurangan cairan, dan lain-lain dapat menyebabkan batu saluran kemih.

  • Prostat yang Membesar

Kelenjar prostat yang terletak tepat di bawah kandung kemih dan melingkupi bagian atas uretra sering mengalami pembesaran ketika pria memasuki usia pertengahan.

Akibatnya, kelenjar ini dapat memberikan tekanan pada uretra sehingga sebagian menghalangi aliran urine.

Tanda dan gejala prostat yang membesar, bersifat jinak (hiperplasia prostat benigna, atau BPH) mencakup kesulitan dalam buang air kecil, sering buang air kecil, dan adanya darah di urine yang terlihat atau hanya tampak dengan mikroskop.

  • Kanker

Perdarahan urine yang tampak, mungkin menjadi tanda dari kanker. Misalnya, kanker ginjal dan kandung kemih.

Sayangnya, pengidap kanker tersebut mungkin tidak memiliki gejala pada tahap awal, ketika kanker ini lebih dapat diatasi dengan perawatan medis.

Agar tidak terkena kanker dan urine tetap sehat, Anda harus makan makanan yang bergizi, hindari merokok, minum air mineral yang cukup, batasi konsumsi alkohol, dan buang air kemih sesegera mungkin.

>> Konsultasi Online Gratis di Sini <<

Pahami Faktor Risiko Kencing Berdarah

Di bawah ini merupakan beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko hematuria atau kencing berdarah pada seseorang. Berikut faktor-faktornya:

  • Berada dalam rentang usia di atas 50 tahun.
  • Telah mengalami infeksi pada organ ginjal sebelumnya.
  • Sering menghisap rokok.
  • Menghadapi paparan radiasi atau bahan kimia tertentu.
  • Memiliki anggota keluarga dengan rekam jejak riwayat adanya darah dalam urine.
  • Terlibat dalam penggunaan obat-obatan jangka panjang.
  • Terlibat dalam aktivitas fisik yang intens, seperti yang umum terjadi pada orang yang sering berlari.

Baca Juga: Mengobati Kencing Berdarah secara Alami dengan Tips Berikut Ini!

Cara Mengatasi Urine yang Berwarna Merah

Cara mengatasi urine yang berwarna merah akan disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya karena situasi medis ini bukan merupakan penyakit pokok.

Namun, merupakan gejala dari gangguan lain yang umumnya terkait dengan ginjal dan saluran kemih.

Adapun cara dokter mengobati urine berdarah adalah sebagai berikut:

  • Terapi gelombang kejut: jika muncul akibat adanya batu ginjal, metode ini mungkin akan direkomendasikan oleh dokter untuk menghancurkan batu tersebut.
  • Infeksi saluran kemih: apabila muncul akibat infeksi saluran kemih, dokter akan memberikan resep antibiotik guna meredakan gejala dan efeknya.

Agar warna air pipis tetap jernih atau tidak berwarna merah, Anda bisa mencegah penyebab dari perubahan tersebut dengan berbagai cara.

Anda bisa melakukan olahraga secara teratur, membersihkan alat kelamin setelah melakukan hubungan seksual, buang air kecil setelah berhubungan intim, berhenti mengonsumsi rokok, dan mencukupi tubuh dengan air putih.

Nah, itulah pembahasan dalam artikel ini. Jika membutuhkan solusi atas penyakit yang berkaitan dengan kelamin, Anda bisa berkonsultasi dengan kami melalui tautan berikut ini.

Suka dengan artikel ini?

About the Author: Yusuf Shabran

Pemuda yang masih belajar menulis dan akan terus belajar hingga tinta menipis. Saat ini tengah mendalami konten-konten dan penulisan seputar kesehatan sebagai Content Writer Klinik Apollo.

Leave A Comment