Klinik Apollo, Jakarta – Sebagian wanita tentu pernah mengalami keputihan patologis atau abnormal, kondisi yang menimbulkan perubahan cairan yang keluar dari vagina dan leher rahim.

Setiap wanita memerlukan kesadaran akan masalah keputihan karena dapat menjadi pertanda akan penyakit tertentu.

Dalam artikel ini, kami akan membahas mengenai keputihan patologis yang meliputi pengertian, penyebab, dan ciri-ciri. Berikut pembahasannya.

Apa Itu Keputihan Patologis?

Keputihan patologis (abnormal) adalah kondisi lendir atau cairan yang mengalami perubahan dari keadaan normal baik dalam hal warna, tekstur, bau, maupun jumlah.

Keputihan normal biasanya memiliki cairan transparan atau putih susu yang keluar dari vagina sebagai mekanisme alami membersihkan dan melindungi saluran reproduksi.

Namun,keputihan yang mengalami perubahan dan menunjukkan gejala yang tidak biasa, ini dapat menandakan adanya gangguan atau infeksi pada sistem reproduksi wanita.

Keputihan yang tidak normal sering kali disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, atau virus yang masuk ke dalam saluran reproduksi.

Ketiga jenis mikroorganisme tersebut dapat menyebabkan peradangan dan perubahan pada sekresi normal vagina.

Baca Juga: Keputihan yang Termasuk Berbahaya: Kenali Jenis-jenisnya

Apa yang Menjadi Penyebab Keputihan Patologis?

Keputihan yang terjadi pada wanita dengan sejumlah tanda yang tidak biasa, seperti cairan yang keruh dan berjumlah banyak dapat menjadi indikasi dari suatu penyakit.

Adapun penyebab dari keputihan abnormal adalah infeksi, yang mana bisa datang juga dari penyakit. Misalnya, klamidia, gonore, trikomoniasis, radang panggul, vaginitis, dan servisitis.

Sementara itu, keputihan yang abnormal dapat dirasakan oleh para perempuan yang mengalami berbagai kondisi berikut sehingga meningkatkan risiko:

  • Ketidakcukupan dalam menjaga kebersihan pada daerah vagina;
  • Melakukan hubungan seksual tanpa media pengaman;
  • Memiliki beberapa  pasangan sehingga sering berganti-ganti mitra seksual ketika berhubungan intim;
  • Mengidap penyakit kencing manis;.
  • Mengonsumsi pil kontrasepsi hormonal (pil KB);
  • Menggunakan antibiotik atau obat steroid; dan
  • Mengalami kondisi kekebalan tubuh yang lemah atau terinfeksi virus HIV.

Ciri-Ciri Keputihan yang Mengalami Kelainan

Anda perlu memahami bahwa keputihan yang berubah warna menjadi kuning, abu-abu, atau hijau bisa menandakan adanya infeksi bakteri yang berasal dari penyakit menular seksual.

Sementara itu, keputihan yang berubah warna menjadi merah atau cokelat terpengaruh oleh perubahan siklus menstruasi yang tidak stabil atau pertanda dari pendarahan pasca melahirkan.

Perlu diingat, keputihan dengan warna putih yang kental juga bisa menjadi indikasi adanya infeksi jamur.

Oleh karena itu, penting untuk memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Pengobatan untuk Mengatasi Keputihan Patologis

Bagi Anda yang tidak ingin mengalami keputihan, disarankan untuk menghindari pemakaian sabun yang memiliki aroma wangi, cairan antiseptik, atau ramuan herbal saat membersihkan vagina.

Pemakaian produk-produk tersebut perlu dikurangi atau dihindari agar keseimbangan bakteri alami di vagina tidak terganggu.

Di lain sisi, pemakaian bahan-bahan tersebut dapat menyebabkan pembunuhan bakteri baik, yang pada akhirnya dapat mengubah keputihan menjadi tidak normal karena sistem pertahanan tubuh menjadi terganggu.

Bersihkan vagina menggunakan sabun yang lembut dan air hangat pada bagian luar saja agar kebersihan organ kewanitaan terjaga. Hindari memasukkan sabun secara langsung ke dalam vagina.

Selain itu, saat membersihkan area kemaluan, lakukan pengusapan dari depan ke belakang, bukan sebaliknya.

Mengusap dari depan ke belakang bertujuan untuk mencegah patogen dari area anal masuk ke dalam vagina, yang dapat mengakibatkan infeksi.

Pada kasus yang sering terjadi, keputihan sulit untuk diobati karena memiliki penyebab yang berbeda.

Untuk mendeteksi pemicu keputihan, penderita bisa berkonsultasi dengan dokter.  Dengan begitu, dokter bisa mengambil sampel cairan keputihan dan melakukan analisis di laboratorium.

Dalam beberapa kasus, dokter mungkin juga akan merekomendasikan pemeriksaan panggul untuk mengevaluasi kondisi organ reproduksi wanita, seperti vagina, rahim, serviks, dan indikasi lain yang relevan.

Pemeriksaan tersebut bertujuan untuk lebih memahami sumber masalah dan memastikan pengobatan yang tepat dan efektif.

Setelah itu, mungkin dokter akan menentukan pengobatan yang tepat berdasarkan hasil analisis tersebut.

Pengobatan antibiotik untuk keputihan patologis akan dipilih oleh dokter berdasarkan hasil tes dan disesuaikan dengan kondisi kesehatan Anda.

Jika merasakan gatal dan/atau nyeri saat mengalami keputihan, segera bertindak (berkonsultasi dan melakukan pemeriksaan) kepada dokter untuk mengatasi sumber masalah Anda.

Kabar baiknya, Anda bisa berkonsultasi secara gratis dengan kami melalui tautan yang tertera di bawah ini. Semakin cepat ditangani, maka semakin cepat infeksi menghilang.

>>> KONSULTASI ONLINE GRATIS DI SINI <<<

Suka dengan artikel ini?

About the Author: Yusuf Shabran

Pemuda yang masih belajar menulis dan akan terus belajar hingga tinta menipis. Saat ini tengah mendalami konten-konten dan penulisan seputar kesehatan sebagai Content Writer Klinik Apollo.

Leave A Comment