Klinik Apollo, Jakarta – Dewasa ini, permasalahan pada alat reproduksi pria semakin merajalela, termasuk penyakit peradangan epididimis. Orang yang mudah terinfeksi, mungkin memiliki riwayat seksual yang tidak baik.

Kebiasaan buruk yang berhubungan dengan hubungan seksual, seperti berganti-ganti kekasih dalam urusan ranjang dan tidak memakai alat pengaman berpotensi menaikkan risiko peradangan.

Lantas, apa sebenarnya penyakit yang menimbulkan peradangan epididimis dan bagaimana tanda-tandanya? Untuk memahami hal tersebut, simak penjelasan berikut ini.

Penyakit Peradangan Epididimis Disebut?

Penyakit yang menyebabkan peradangan epididimis disebut dengan epididimitis. Kondisi tersebut merupakan gejala utama dari infeksi yang terjadi. Akan tetapi, setiap pengidap mungkin mengalami efek samping yang berbeda.

Orang dengan usia 19 tahun keatas lebih sensitif terhadap epididimitis karena lebih aktif menjalani aktivitas seksual. Kebiasaan yang terkait dengan seksualitas yang tinggi dapat menyebabkan penyebaran infeksi bakteri gonore dari daerah genital dan menyebabkan peradangan pada epididimis.

Selain itu, sistem kekebalan tubuh pada umur tersebut cenderung menurun dan kurang efektif dalam melawan infeksi sehingga meningkatkan risiko terkena epididimitis.

Selain usia dan kegiatan seksual, kelainan sistem reproduksi bisa menyebabkan penyakit epididimitis dan menghasilkan peradangan di epididimis. 

Epididimis adalah saluran yang berguna sebagai penyimpanan sperma sebelum dikeluarkan dari tubuh melalui ejakulasi. Kondisi medis yang mempengaruhi sistem pengembangbiakan, dapat menyebabkan infeksi menyebar ke epididimis dan menyebabkan terjadinya epididimitis. Misalnya, infeksi saluran kemih (ISK) dan prostatitis.

Misalkan infeksi pada saluran kemih atau penyakit prostatitis terjadi, maka bakteri atau virus yang menyebabkan infeksi dapat meluas ke epididimis dan menyebabkan peradangan. Hal tersebut mampu mendatangkan gejala-gejala seperti nyeri, pembengkakan, dan kemerahan pada testis (buah zakar).

Peradangan pada tempat penampungan air mani perlu dicegah dengan cara-cara yang bisa diketahui melalui perbincangan dengan dokter. Hal tersebut demi menghindari serangkaian tanda epididimitis.

Tanda-Tanda Epididimitis

Penyakit epididimitis dapat terjadi pada saat bakteri, jamur, atau virus masuk ke uretra, saluran kencing, dan bagian lain dalam reproduksi pria. Setelah terinfeksi, berbagai tanda akan muncul sebagai respons tubuh terhadap epididimis yang mengalami radang.

Terdapat bermacam-macam tanda epididimitis yang dapat muncul pada penderitanya:

  • Bagian-bagian reproduksi mengalami nyeri, seperti skrotum dan biji zakar.
  • Kantung kulit dan buah zakar tampak bengkak.
  • Skrotum atau testis berwarna kemerah-merahan.
  • Badan mengalami panas bersuhu tinggi.
  • Merasakan nyeri pada saat buang air kecil atau ejakulasi
  • Sakit pinggang atau pinggul.

Tanda-tanda di atas dapat muncul pada pengidap epididimitis karena peradangan yang terjadi pada epididimis menyebabkan produksi zat-zat kimia inflamasi, seperti histamin dan prostaglandin. Zat tersebut bisa merangsang reseptor nyeri pada saraf dan menyebabkan nyeri dan pembengkakan.

Jika penyakit peradangan epididimis mendatangkan gejala kepada Anda, segeralah berkonsultasi dengan ahli kesehatan yang tepercaya untuk memperoleh terapi. Terapi dini dapat menghalau kondisi yang lebih parah.

Konsultasi Gratis dengan Dokter Klinik Apollo

Klinik Apollo adalah Klinik Kelamin Jakarta yang berada di lokasi strategis, memiliki standar internasional, serta perlengkapan terbaru dan modern.

Klinik Apollo mampu mengatasi berbagai penyakit kelamin. Kami akan melayani Anda dengan cepat, tepat, dan profesional. Anda tidak perlu khawatir karena biaya penanganan sangat terjangkau. 

Klinik Apollo yang merupakan spesialis penyakit kelamin sangat mengutamakan kepuasan dan kesembuhan setiap pasiennya dengan memprioritaskan pasien pada setiap pelayanan dan pengobatan.

Anda dapat memanfaatkan layanan konsultasi medis secara daring melalui WhatsApp, telepon, maupun live chat secara gratis jika memiliki pertanyaan seputar penyakit kelamin. 

Suka dengan artikel ini?

About the Author: Yusuf Shabran

Pemuda yang masih belajar menulis dan akan terus belajar hingga tinta menipis. Saat ini tengah mendalami konten-konten dan penulisan seputar kesehatan sebagai Content Writer Klinik Apollo.

Leave A Comment