Klinik Apollo, Jakarta – Penyebab sifilis pada wanita wajib diwaspadai. Sifilis atau penyakit raja singa merupakan penyakit menular seksual yang dapat menyerang seseorang yang berusia berapa pun.

Selama aktivitas seksual vaginal, oral, ataupun anal, sifilis bisa menyebar. Selain itu, cara penularan sifilis juga bisa melalui ibu hamil dan kontak langsung dengan kulit penderitanya.

Untuk mengobati penyebab sifilis, diperlukan pengobatan yang harus dilakukan sejak pengidap terinfeksi. Apabila terlambat, sifilis bisa semakin parah, naik ke tahap selanjutnya (sekunder, laten, tersier).

Tidak hanya merusak organ sendiri, bayi yang ada dalam kandungan pun berisiko meninggal dunia atau mengalami kelainan akibat ibunya yang tidak menangani penyakit tersebut.

>> Konsultasi Online Gratis di Sini <<

Bakteri Penyebab Sifilis pada Wanita

Penyebab sifilis pada wanita adalah bakteri yang bernama Treponema pallidum. Seperti halnya penyakit menular seksual lainnya, sifilis dapat menyebar melalui segala jenis rutinitas seksual.

Selain itu, sifilis juga memiliki potensi untuk ditularkan dari ibu yang terinfeksi kepada janin selama kehamilan atau kepada bayi saat proses kelahiran.

Kontak dengan luka pada pengidap selama melakukan aktivitas seksual merupakan cara yang paling umum bagi bakteri untuk menularkan sifilis.

Ketahuilah, Treponema pallidum dapat memasuki tubuh melalui luka kecil. Tidak hanya itu, bakteri pun dapat masuk melalui kerusakan yang ada di kulit atau selaput lendir.

Sifilis dapat menular selama tahap awal (primer dan sekunder) serta kadang-kadang pada tahap laten awal.

Walau jarang terjadi, sifilis juga dapat menular melalui kontak langsung dengan lesi yang aktif, seperti saat melakukan ciuman.

Selain itu, penularan dari ibu kepada bayi selama kehamilan atau saat persalinan juga merupakan kemungkinan lainnya.

Perlu digaris bawahi, sifilis tidak dapat menular melalui penggunaan toilet, penggunaan bak mandi bersama, berbagi pakaian, peralatan makan, gagang pintu, kolam renang, atau bak air panas.

Di sisi lain, penyakit raja singa sifilis memang dapat memengaruhi cairan tubuh, seperti urine, saliva, dan keringat.

Namun, hingga saat ini, tidak ada bukti yang cukup kuat untuk mengonfirmasi potensi penularan penyakit ini melalui kontak dengan jenis cairan tubuh tersebut.

Siapa yang Rentan terhadap Penyebab Sifilis?

Ada sejumlah faktor risiko yang bisa menjadi penyebab sifilis pada wanita. Adapun faktor yang dapat membuat seseorang rentan atau berisiko lainnya adalah sebagai berikut:

  • Wanita yang sering berhubungan intim sejak usia muda.
  • Wanita yang melakukan hubungan seksual tanpa alat pengaman, seperti kondom dan dental dam.
  • Berhubungan seksual dengan sesama jenis.
  • Menjadi orang yang biseksual.
  • Mempunyai pasangan yang lebih dari satu.
  • Berhubungan badan dengan orang yang mengalami penyakit sifilis.
  • Pernah atau sedang mengidap penyakit menular seksual lain, seperti gonore, klamidia, atua herpes.

>> Konsultasi Online Gratis di Sini <<

Ciri-Ciri Penyakit Sifilis pada Wanita

Sifilis terdiri atas empat tahap, yaitu primer, sekunder, laten, dan tersier. Siapa pun yang tersemat ciri-ciri dari penyakit tersebut harus mencari penanganan sejak awal infeksi.

Berikut adalah beberapa ciri-ciri sifilis pada wanita:

  • Muncul benjolan

Salah satu ciri paling umum dari sifilis adalah adanya benjolan yang disebut sebagai chancre. Chancre ini memiliki penampilan mirip dengan cacar, memiliki tekstur yang keras, dan tidak menyebabkan rasa nyeri.

Lokasi kemunculannya terletak di tempat yang terkena infeksi. Pada wanita, benjolan sifilis dapat muncul di serviks, vagina, anus, rektum, dan mulut.

Biasanya, chancre ini akan bertahan selama 3-6 minggu. Jika pengidap hanya mendiamkannya, luka ini akan sembuh dengan sendirinya. Namun, penyakit ini akan terus berkembang ke tahap sekunder.

  • Demam dan pembengkakan kelenjar getah bening

Pengidap penyakit raja singa akan merasakan demam ringan. Demam ini umumnya sekitar 38 derajat Celcius.

Kemungkinan, penderita tidak merasakan demam yang lama atau hanya berlangsung selama beberapa hari.

Penting untuk periksakan diri ke tempat pengobatan jika demam dan pembengkakan kelenjar getah bening muncul.

  • Ruam

Selanjutnya, kemunculan ruam. Ruam akan muncul ketika sifilis sudah masuk ke tahap sekunder.

Terjadinya sifilis tahap dua ini akibat pengobatan yang tidak berjalan pada tahap awal. Ruam mungkin ditemukan di beberapa titik tubuh secara acak.

Bentuk dari ruam yang muncul, seperti benjolan merah kecil dan kasar, dan tidak terdeteksi karena tidak menimbulkan sensasi gatal.

Baca Juga: Sifilis pada Wanita Dewasa: Infeksi yang Perlu Diwaspadai

  • Luka di area lembap

Luka yang berukuran 1–3 cm dapat ditemukan di area yang lembap. Area tersebut meliputi vagina, anus, mulut, dan lain-lain.

Kemunculan dari luka yang berbentuk layaknya kutil, berwarna putih atau keabu-abuan ini sama sekali tidak sakit.

  • Penurunan berat badan

Beberapa wanita yang mengidap sifilis tahap sekunder, mengalami penurunan berat badan sebanyak beberapa kilogram.

Berat badan yang turun secara tidak sengaja ini acapkali tidak disadari dan mungkin terjadi karena ciri-ciri lain, seperti pilek, nyeri kepala, nyeri otot, sakit tenggorokan, dan terlalu lelah.

Selain ciri-ciri tersebut, kerontokan rambut, penurunan respons sensorik, dan gangguan penglihatan bisa pengidap derita.

Itulah pembahasan mengenai penyebab sifilis pada wanita. Segera sembuhkan kondisi Anda jika mengalami sifilis. Utarakan segala keluhan Anda kepada kami dengan mengakses layanan di bawah ini.

Suka dengan artikel ini?

About the Author: Yusuf Shabran

Pemuda yang masih belajar menulis dan akan terus belajar hingga tinta menipis. Saat ini tengah mendalami konten-konten dan penulisan seputar kesehatan sebagai Content Writer Klinik Apollo.

Leave A Comment