Klinik Apollo, Jakarta – Orang yang mengalami radang vagina tentu terlintas bahwa kondisi ini akan membahayakan dirinya.
Apakah radang vagina berbahaya? Kondisi yang disebut sebagai vaginitis ini tidak membahayakan penderita. Akan tetapi, gejalanya bisa begitu mengganggu selama tidak diobati.
Jangan menunda pengobatan. Penting untuk menghilangkan peradangan vagina karena penderita bisa mengalami beberapa komplikasi, antara lain radang panggul, gangguan kehamilan, hingga penyakit klamidia.
>> Konsultasi Online Gratis Di Sini <<
Banyaknya Penyebab Radang Vagina
Supaya tidak terkena penyakit kelamin, menjaga kesehatan vagina sangatlah penting, salah satunya adalah dengan mengonsumsi makanan bergizi.
Apabila kurang memperhatikan kesehatan Miss V, Anda bisa merasakan berbagai dampak dari peradangan yang terjadi di daerah tersebut. Masalah itu tidak timbul begitu saja, tentu ada penyebabnya.
Penyebab radang vagina, yaitu bakteri, virus, jamur dan parasit. Berikut penjelasan selengkapnya.
-
Bakteri
Biasanya, masalah radang di Miss V terjadi karena pertumbuhan berlebihan bakteri di dalamnya, yang dapat menyebabkan infeksi.
Infeksi bakteri ini paling umum terjadi pada wanita yang aktif secara seksual. Jangan salah ketika membersihkan vagina, ya.
Sebab, membersihkan alat kewanitaan dengan cara yang salah, membasuh dari anus ke vagina bisa membawa bakteri masuk ke organ intim.
-
Virus
Tidak hanya bakteri, virus juga memiliki potensi untuk menyebabkan radang di Miss V. Salah satu jenis virus yang sering kali menjadi penyebab peradangan adalah virus herpes simpleks dan Human Papillomavirus (HPV). Kedua virus ini dapat menyebar melalui kontak fisik selama berhubungan seksual.
Infeksi virus herpes sering menimbulkan lepuhan yang menyakitkan. Di sisi lain, virus HPV biasanya ditandai dengan pertumbuhan kutil kelamin yang sangat gatal.
>> Konsultasi Online Gratis Di Sini <<
-
Jamur
Secara alami, jamur ada yang memang bersarang di dalam vagina. Namun, ketika pertumbuhannya tidak terkendali, jamur bisa mengakibatkan infeksi.
Pertumbuhan jamur yang berlebihan di vagina umumnya terjadi sebagai akibat dari faktor-faktor seperti penggunaan antibiotik, penyakit kencing manis yang tidak terkontrol, dan perubahan hormon. Misalnya perubahan yang terjadi selama kehamilan.
-
Parasit
Parasit trichomonas vaginalis merupakan penyebab penyakit trikomoniasis. Jika Anda mengalami penyakit ini, alat kewanitaan bisa saja mengalami peradangan.
Penyakit menular seksual tersebut biasanya terjadi pada wanita yang bergonti-ganti pasangan seksual serta tidak mengindahkan kondom sebagai pengaman saat berhubungan.
Apa Sajakah Ciri-Ciri Radang Vagina?
Ciri-ciri vagina yang meradang dapat berlangsung sepanjang hari, terutama pada malam hari. Berikut adalah ciri-ciri yang bisa dirasakan oleh penderita saat Miss V meradang:
- Iritasi di bagian vagina.
- Keputihan yang memiliki warna pada cairan dan berbau tidak sedap.
- Miss V berbau menyengat.
- Merasakan gatal di vagina.
- Penderita merasakan panas atau sensasi terbakar di genetalianya.
- Pegal-pegal di sekitar luar vagina.
- Merasakan perih pada saat buang air kecil.
- Tidak nyaman (nyeri) saat berhubungan intim.
- Vagina mengalami pembengkakan.
- Bagian luar vagina mengalami kemerahan.
- Perdarahan ringan atau bercak dari organ kewanitaan.
Cara Mengatasi Penyakit Vaginitis
Dalam proses diagnosis, dokter akan terlebih dahulu menentukan aspek yang menyebabkan vaginitis.
Dalam praktik medis, dokter dapat melakukan tindakan diagnostik untuk menilai kondisi vagina, melibatkan pemeriksaan pH vagina, analisis cairan, identifikasi mikroskop, dan deteksi amina.
Setelah mendiagnosis pasien, dokter dapat meresepkan berbagai jenis pengobatan untuk vaginitis, termasuk steroid topikal.
Baca Juga: Mengenal Jenis-Jenis Penyakit Vaginitis
Antibiotik yang dapat digunakan secara topikal atau oral, obat antijamur, krim antibakteri, dan krim estrogen yang dapat dioleskan di area tersebut.
Penting untuk mencatat bahwa seorang wanita yang sedang hamil perlu berbicara terbuka dengan dokter tentang kondisi tersebut.
Karena penyakit vagina dapat berdampak pada janin, beberapa metode pengobatan mungkin perlu disesuaikan agar sesuai dengan kehamilan.