Klinik Apollo – Dengan mengenali ciri umum herpes kelamin dan menerapkan langkah pencegahan, risiko penyebaran dan komplikasi herpes kelamin dapat diminimalkan.

Penyakit ini penyebabnya oleh virus yang bernama herpes simpleks virus (HSV), yang terdiri dari 2 jenis utama yaitu HSV-1 dan HSV-2.

Meskipun umumnya terkait dengan orang dewasa, herpes kelamin juga dapat menyerang remaja, terutama jika mereka aktif secara seksual.

Mengenali gejala herpes kelamin sejak dini sangat penting untuk mencegah penyebarannya dan mendapatkan perawatan yang tepat. Inilah 5 ciri umum herpes kelamin yang perlu diwaspadai pada remaja:

>> Konsultasi Online Gratis di Sini <<

1. Munculnya Luka atau Lepuhan di Area Kelamin

Ciri utama herpes kelamin adalah munculnya luka kecil, lepuhan, atau bintik-bintik berwarna merah di sekitar area kelamin, anus, atau paha bagian dalam.

Luka ini sering kali terasa sakit, terutama saat disentuh.

Pada tahap awal, lepuhan mungkin tampak seperti jerawat, tetapi kemudian akan pecah dan meninggalkan luka terbuka yang sulit sembuh.

Jika tidak ditangani, luka ini bisa menjadi pintu masuk bagi infeksi bakteri lain.

2. Sensasi Gatal atau Terbakar Sebelum Munculnya Luka

Gejala awal lain dari herpes kelamin adalah sensasi gatal, terbakar, atau kesemutan di area kelamin.

Sensasi ini biasanya terjadi beberapa hari sebelum lepuhan muncul.

Remaja mungkin mengabaikan gejala ini karena menganggapnya sebagai iritasi biasa.

Menggaruk area yang gatal dapat memperburuk iritasi dan meningkatkan risiko penyebaran virus.

3. Nyeri Saat Kencing

Herpes kelamin sering menyebabkan nyeri atau sensasi terbakar saat kencing.

Hal ini terjadi karena luka herpes dapat berada di dekat uretra, saluran tempat keluarnya urine.

Gejala ini bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Jika infeksi menyebar ke saluran kemih, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi serius seperti infeksi saluran kemih (ISK).

4. Pembengkakan Kelenjar Getah Bening

Kelenjar getah bening di pangkal paha mungkin membengkak akibat reaksi tubuh melawan virus.

Pembengkakan ini biasanya disertai rasa nyeri saat disentuh dan dapat berlangsung selama beberapa hari.

Pembengkakan yang tidak kunjung reda bisa menjadi tanda bahwa infeksi semakin menyebar.

5. Gejala Sistemik Seperti Demam dan Lelah

Pada beberapa kasus, herpes kelamin dapat menyebabkan gejala sistemik seperti demam, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan.

Gejala ini sering muncul selama infeksi primer, yaitu saat tubuh pertama kali terpapar virus.

Gejala sistemik menandakan bahwa tubuh sedang berjuang melawan infeksi yang dapat memengaruhi kondisi kesehatan secara keseluruhan.

>> Konsultasi Online Gratis di Sini <<

Bagaimana Mencegah Herpes Kelamin?

Selain mencegah, kapan harus ke dokter ahli, berikut pencegahannya:

1. Gunakan Kondom (Pengaman atau Pelindung)

Kondom (pengaman atau pelindung) dapat membantu mengurangi risiko penularan herpes kelamin meskipun tidak sepenuhnya efektif.

2. Edukasi Seksual

Penting bagi remaja untuk memahami risiko IMS dan cara pencegahannya.

Jika Anda atau orang terdekat mengalami salah satu gejalanya, segera konsultasikan dengan dokter ahli.

Penanganan dini dapat membantu mengurangi tingkat keparahan infeksi dan mencegah komplikasi.

Baca juga: Ketahui! Penyebab Herpes dan Cara Mengobatinya dengan Efektif

Solusi Menangani Herpes Kelamin di Klinik Apollo

Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala seperti lepuhan di area kelamin, nyeri saat kencing, atau pembengkakan kelenjar getah bening, jangan abaikan!

Klinik Apollo Jakarta hadir dengan tim medis berpengalaman dan teknologi modern untuk membantu Anda mengatasi herpes kelamin dengan cepat dan aman.

Lindungi kesehatan Anda dan dapatkan solusi terbaik hanya di Klinik Apollo. Jangan tunda, penanganan dini adalah kunci untuk kesehatan optimal!

Segera hubungi kami melalui WhatsApp di nomor 0812-1230-6882 atau kunjungi kontak kami di website untuk informasi lebih lanjut.

Suka dengan artikel ini?

About the Author: Yulia

Yulia
Yulia adalah seorang Content Writer di Klinik Apollo yang sudah berkecimpung di dunia kesehatan penyakit kelamin sejak tahun 2017.