Klinik ApolloPenyebab kista bartholin bisa terjadi akibat berbagai faktor, mulai dari infeksi hingga cedera.

Meski sebagian besar kista ini tidak berbahaya, pengobatan yang tepat penting dilakukan untuk mencegah komplikasi seperti abses.

Meski umumnya tidak menimbulkan gejala berat, kondisi ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan jika berkembang menjadi infeksi.

Mari kita simak penyebab utama kista bartholin dan bagaimana cara menanganinya dengan tepat.

>> Konsultasi Online Gratis di Sini <<

1. Infeksi Bakteri

Untuk infeksi bakteri seperti Escherichia coli (E. coli) atau bakteri penyebab penyakit menular seksual (PMS) seperti gonore (kencing nanah) dan klamidia dapat menyumbat saluran kelenjar bartholin.

Dan infeksi ini sering menyebabkan peradangan dan pembentukan abses.

2. Kurangnya Kebersihan Area Genital

Kebersihan yang buruk di area genital dapat memicu masuknya bakteri, yang berpotensi menyumbat saluran kelenjar bartholin dan membentuk kista.

3. Trauma atau Cedera pada Area Genital

Cedera kecil akibat aktivitas seksual atau prosedur medis tertentu dapat merusak saluran kelenjar dan menyebabkan penyumbatan.

4. Perubahan Hormon

Perubahan hormon, terutama selama menstruasi atau kehamilan, dapat memengaruhi fungsi kelenjar bartholin dan meningkatkan risiko pembentukan kista.

5. Riwayat Kista Sebelumnya

Wanita yang pernah mengalami kista bartholin sebelumnya memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalaminya kembali (kambuh).

>> Konsultasi Online Gratis di Sini <<

Gejala yang Perlu Diwaspadai dan Penanganannya

Kista bartholin sering kali tidak menunjukkan gejala jika masih kecil.

Namun, gejala berikut dapat muncul seiring pertumbuhan kista atau jika terjadi infeksi:

  • Benjolan lembut di salah satu sisi vagina.
  • Nyeri atau ketidaknyamanan, terutama saat berjalan, duduk, atau berhubungan seksual.
  • Kemerahan, pembengkakan, dan rasa panas di area yang terkena jika infeksi terjadi.
  • Demam jika abses berkembang.

Penanganannya dapat berupa:

1. Kompres Hangat

Kompres hangat dapat membantu mengurangi pembengkakan dan mendorong kista untuk mengering secara alami.

Lakukan beberapa kali sehari selama 10 hingga 15 menit.

2. Prosedur Drainase

Untuk kista yang besar atau nyeri, dokter ahli ginekologi dapat melakukan prosedur drainase dengan membuat sayatan kecil pada kista untuk mengeluarkan cairan.

3. Marsupilasi

Jika kista sering kambuh, prosedur marsupialisasi dapat dilakukan.

Prosedur ini melibatkan pembuatan saluran kecil permanen untuk mencegah penyumbatan di masa mendatang.

4. Pengangkatan Kelenjar Bartholin

Dalam kasus yang jarang terjadi, pengangkatan kelenjar bartholin dapat dilakukan jika metode lain tidak berhasil atau jika kista terus berulang (kambuh).

Baca juga: Ketahui 5 Ciri Kista Endometriosis, Dan Begini Penanganannya

Solusi Penanganan Kista Bartholin di Klinik Apollo

Kista bartholin dapat disebabkan oleh infeksi, kebersihan area genital yang kurang terjaga, hingga trauma pada area sensitif.

Klinik Apollo Jakarta hadir dengan solusi profesional untuk mengatasi kista bartholin secara efektif.

Dengan teknologi modern dan dokter ahli ginekologi yang berpengalaman, kami menyediakan layanan drainase, marsupialisasi, hingga perawatan khusus untuk memastikan kista tidak kembali kambuh.

Segera hubungi kami melalui WhatsApp di nomor 0812-1230-6882 atau kunjungi kontak kami di website untuk informasi lebih lanjut.

Suka dengan artikel ini?

About the Author: Yulia

Yulia
Yulia adalah seorang Content Writer di Klinik Apollo yang sudah berkecimpung di dunia kesehatan penyakit kelamin sejak tahun 2017.