Klinik Apollo, Jakarta – Lesi kulit adalah area kulit yang mengalami pertumbuhan, kerusakan, atau penampilan tidak biasa apabila dibandingkan kulit di sekitarnya.

Lesi terbagi menjadi dua macam, yaitu primer dan sekunder. Lesi primer merupakan keadaan tidak normal pada lapisan luar tubuh yang muncul sejak lahir.

Di samping itu, lesi sekunder merupakan aspek yang muncul akibat lesi primer yang teriritasi atau berubah karena faktor tertentu.

Setelah mengetahui pengertiannya, kami akan membahas mengenai lesi kulit yang mencakup penyebab, bentuk, dan pengobatan. Jadi, simak artikel ini hingga akhir.

>> Konsultasi Online Gratis Di Sini <<

Penyebab Munculnya Lesi Kulit

Wanita maupun pria bisa mengalami peningkatan risiko luka di kulit apabila mempunyai alergi terhadap produk tertentu, penyakit autoimun, dan berasal dari keluarga yang pernah memiliki bintik-bintik atau tahi lalat.

Secara umum, penyebab lesi kulit adalah infeksi. Infeksi ini bisa menjadikan seseorang terkena suatu kondisi medis atau penyakit.

Berikut adalah beberapa kondisi medis yang bisa menyebabkan gangguan kulit.

  • Jerawat

Jerawat adalah hasil dari penyumbatan pori-pori oleh sel kulit mati dan minyak alami kulit yang dikenal sebagai sebum.

Ketika bakteri menembus pori-pori yang tersumbat, ini dapat menyebabkan peradangan pada lesi.

Hal ini menyebabkan jerawat menjadi meradang dan lebih nyeri, dengan kemungkinan munculnya kemerahan dan pembengkakan pada kulit yang terkena.

  • Tahi Lalat

Anda tentu tidak asing dengan tahi lalat, bukan? Tahi lalat merupakan bercak berwarna yang bisa lebih gelap daripada kulit sekitarnya. 

Sebagian besar tahi lalat tidak berbahaya, tetapi tahi lalat yang besar dan tidak beraturan, ini bisa menjadi tanda melanoma.

Melanoma termasuk jenis kanker kulit yang serius. Penting untuk memantau perubahan tahi lalat Anda dan berkonsultasi dengan dokter kulit jika memiliki kekhawatiran.

  • Herpes Oral

Infeksi virus herpes simpleks bisa mengakibatkan munculnya luka yang melepuh di area sekitar bibir. Kondisi ini dinamakan herpes oral, salah satu penyakit kelamin di mulut.

Gejala ini mungkin berupa rasa gatal atau kesemutan. Bisa menjadi lebih parah ketika Anda mengalami stres atau terpapar sinar matahari.

Selain itu, luka herpes bisa sangat tidak nyaman dan berpotensi menular kepada orang lain melalui kontak langsung dengan area yang terkontaminasi.

Tidak hanya herpes oral, penyakit menular seksual lain yang dapat memunculkan lesi tanpa rasa sakit di jangat manusia. Penyakit itu bernama sifilis, yang biasanya muncul pada tahap primer.

  • Dermatitis Kontak

Dermatitis kontak merupakan salah satu dari sekian jenis peradangan kulit. Kondisi ini terjadi ketika kulit terpapar dengan zat yang mengakibatkan reaksi alergi atau iritasi.

Paparan ini dapat menghasilkan gangguan kulit berupa kemerahan, bengkak, ruam, gatal, dan dalam beberapa kasus, bahkan luka lecet atau luka lepuh.

Lesi yang timbul akibat dermatitis kontak bisa muncul di area yang terpapar zat tersebut dan biasanya memerlukan perawatan dan penghindaran terhadap pemicunya untuk pemulihan yang optimal.

  • Meningitis

Meningitis, infeksi atau peradangan yang terjadi di selaput otak dan sumsum tulang belakang ini memiliki gejala, seperti demam tinggi, sakit kepala parah, kaku leher, muntah, dan kebingungan.

Dalam beberapa kasus, infeksi yang mendasari penyakit, termasuk beberapa jenis meningitis, bisa menyebabkan masalah pada kulit sebagai salah satu gejala tambahan.

Ini sering terlihat pada jenis meningitis tertentu, seperti meningokokus, yang dapat menghasilkan ruam yang tidak memudar.

>> Konsultasi Online Gratis Di Sini <<

Berbagai Bentuk Lesi Kulit

Seperti apa yang sudah diterangkan di awal bahwa tanda ini terbagi menjadi lesi primer dan lesi sekunder.

Berikut adalah gambaran dari lesi primer dan sekunder:

Lesi Primer

  • Tanda kelahiran: tahi lalat yang mencuat atau tanda kulit berwarna.
  • Macula: bintik-bintik cokelat atau tahi lalat datar.
  • Luka lecet: lesi yang berisi cairan bening.
  • Nodul: bisa terasa lembut atau keras dan menonjol dari permukaan kulit.
  • Papula: tonjolan dengan permukaan yang tajam, bisa berbentuk bulat atau datar.
  • Pustula: luka yang berisi nanah, seperti bisul atau abses.
  • Wheals: bintik-bintik yang tampak seperti daerah yang membengkak, benjolan, atau plak yang tiba-tiba muncul di kulit.

Lesi Sekunder

  • Atrofi kulit: area kulit yang mengalami perubahan, menjadi tipis dan keriput.
  • Hiperpigmentasi: daerah kulit yang memiliki warna menggelap dan berbeda dari area kulit sekitarnya.
  • Hipopigmentasi: area kulit yang lebih putih daripada area sekitarnya.
  • Sisik: sel-sel kulit yang menumpuk dan mengelupas.
  • Bekas luka: goresan yang tandanya tidak bisa hilang.
  • Urtikaria: lesi yang berupa bentol (akibat alergi).
  • Kerak atau keropeng: darah kering yang terbentuk di atas luka kulit yang tergores dan teriritasi.

Baca Juga: Bisa Rusak Organ Dalam, Penyakit Sifilis Terjadi pada Siapa Saja?

Pengobatan Lesi Kulit

Sebelum melakukan pengobatan, dokter akan mencari tahu penyebab lesi pada pasien. Dokter memeriksa fisik, mungkin juga mengambil sampel kulit atau cairan kulit penderita.

Setelah mengetahui jenis dan penyebab lesi, dokter dapat merekomendasikan pengobatan yang cocok.

Berikut adalah cara dokter mengobati lesi yang muncul pada tubuh penderita:

  • Obat-obatan: obat topikal dioleskan langsung ke kulit. Obat ini bisa mengurangi iritasi dan peradangan pada area yang bermasalah. Selain itu, dokter juga bisa meresepkan obat minum untuk mengurangi gejalanya.
  • Operasi: dengan metode ini: lesi yang terinfeksi teratasi. Dokter bisa mengoperasikan bedah minor untuk memecahkan lesi berisi cairan atau nanah.

Lesi kulit termasuk bagian yang memiliki pertumbuhan tidak normal atau tampilan yang kontras dengan area yang ada di sekitarnya. Jika mengalami masalah terkait hal ini, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter.

Suka dengan artikel ini?

About the Author: Yusuf Shabran

Pemuda yang masih belajar menulis dan akan terus belajar hingga tinta menipis. Saat ini tengah mendalami konten-konten dan penulisan seputar kesehatan sebagai Content Writer Klinik Apollo.

Leave A Comment