Klinik Apollo – Sistitis kronis (cystitis) merupakan sebuah istilah medis yang mungkin tak asing bagi sebagian orang.

Akan tetapi, sering kali masih menyimpan banyak tanda tanya di benak kita. Sistitis sendiri merujuk pada peradangan.

Namun, ketika istilah “kronis” menyertainya, permasalahan tersebut tampaknya harus diberikan perhatian yang lebih serius.

Apa yang dimaksud dengan sistitis kronis sebenarnya? Selain itu, apa penyebab dan gejalanya? Tanpa berbasa-basi, simak pembahasan berikut ini.

>> Konsultasi Online Gratis di Sini <<

Pengertian Penyakit Sistitis Kronis

Pembahasan mengenai Pengertian Penyakit Sistitis Kronis

Pembahasan mengenai Pengertian Penyakit Sistitis Kronis (Sumber: klinikapollojakarta.com)

Sistitis kronis atau interstitial adalah penyakit yang kurang dimengerti dan menimbulkan ketidaknyamanan di daerah panggul serta mengganggu proses berkemih.

Gejala khas dari penyakit ini termasuk keinginan untuk buang air kecil yang sering muncul dan menekan, ditambah dengan rasa nyeri saat berkemih.

Meskipun infeksi saluran kemih (ISK) umumnya dapat diatasi dengan antibiotik, sistitis dengan efek jangka panjang ini memiliki kompleksitas tersendiri dalam diagnosis dan pengobatannya. 

Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap mutu hidup, dengan penelitian yang menunjukkan bahwa mengalami cystitis kronis sebanding dengan dialisis ginjal.

Penyakit yang menyebabkan peradangan kronis pada kandung kemih ini dapat menyebabkan seseorang harus berkemih lebih dari puluhan kali dalam sehari.

Kenapa Sistitis Bisa Menjadi Kronis?

Infeksi bakteri yang berulang merupakan penyebab utama dari peradangan kandung kemih yang kronis.

Bakteri yang menetap dalam kandung kemih menyebabkan peradangan yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama.

Selain bakteri, gangguan imun juga berperan penting dalam menyebabkan peradangan kronis ini.

Mengapa demikian? Karena individu dengan sistem kekebalan yang melemah lebih rentan terhadap infeksi yang berulang.

Dengan memahami dan mengidentifikasi faktor-faktor penyebab tersebut, dapat ditemukan pendekatan pengobatan yang lebih efektif untuk mengelola sistitis dan mencegah kekambuhan.

Bagaimana dengan Gejala dari Sistitis?

Gejala sistitis acap kali mengikuti pola yang bervariasi di setiap individu.

Walau begitu, gejala umumnya mencakup nyeri di panggul atau di daerah antara vagina dan anus (wanita).

Kemudian, juga dapat menyebabkan nyeri di antara skrotum dan anus (pria).

Tidak hanya itu, masih ada gejala-gejala sistitis kronis lainnya, antara lain sensasi tertekan, dorongan agar berkemih, nyeri terbakar pada uretra, demam ringan, dan darah dalam urine.

Seiring berjalannya waktu, gejala dapat berubah-ubah, bahkan tidak jarang menjadi lebih parah dalam beberapa pekan tertentu.

Peradangan melewati periode perbaikan sementara dan kemudian kembali kambuh.

Wanita juga sering mengalami peningkatan nyeri saat haid, sementara makanan dan minuman tertentu pun bisa memengaruhi rasa sakit.

Efek Jangka Panjang dari Sistitis Interstisial

Sistitis yang berjenis interstisial dapat menyerang seseorang selama bertahun-tahun dan dapat berdampak signifikan pada kehidupannya.

Untungnya, hal ini tidak mengancam jiwa dan tidak menyebabkan kanker kandung kemih.

Tanpa diagnosis dan akses terhadap pengobatan, penderita sistitis interstisial mungkin akan merasakan sakit yang tidak perlu.

Selain itu, kondisi ini dapat mengganggu kehidupan kerja, hubungan, dan aktivitas seksual mereka. Terkadang, fungsi sosial yang normal bisa menjadi tantangan.

Maka dari itu, bagi Anda yang menderita penyakit ini, segera cari bantuan medis agar memperoleh terapi obat yang tepat.

Sebelum memberikan obat, dokter akan memeriksa pasien terlebih dahulu. Selain pemeriksaan fisik, dokter bisa menyarankan pasien untuk melakukan tes di laboratorium.

Adapun tes-tes untuk mengetahiatorora, yaitu tes urine, sistoskopi, biopsi, dan pemeriksaan penunjang.

Sesudah pemeriksaan, dokter mungkin akan langsung meresepkan obat agar gejala dari peradangan ini teratasi.

Jenis-jenis obat yang umumnya diresepkan meliputi obat antiinflamasi nonsteroid. Obat tersebut dapat mengurangi peradangan dan nyeri.

Pada jenis lainnya (antispasmodik), ketika mengonsumsinya secarateratur, kejang otot kandung kemih pengidap terkendali kembali kembali dan keinginan berkemih pun berkurang.

Dalam beberapa kasus, antibiotik mungkin juga akan dokter buat resepnya demi mengurangi risiko infeksi tambahan atau mengobati infeksi yang terkait.

Baca Juga: Terkena Cystitis, Apakah Penyakit Ini Bisa Sembuh Sendiri?

Kalau Kena Sistitis, Anda Bisa Berobat di Klinik Apollo!

Kandung kemih terasa tidak nyaman akibat sistitis? Jangan diam saja! Langsungkan pengobatan di Klinik Apollo.

Klinik Apollo adalah fasilitas pengobatan organ reproduksi yang bermasalah, yang memiliki layanan medis berstandar tinggi.

Anda dapat menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi sistitis baik yang akut maupun kronis dengan cepat dan efektif.

Hubungi kami melalui WhatsApp di nomor 081212306882 atau kunjungi kontak kami pada website untuk memperoleh informasi lebih lanjut.

Suka dengan artikel ini?

About the Author: Yusuf Shabran

Pemuda yang masih belajar menulis dan akan terus belajar hingga tinta menipis. Saat ini tengah mendalami konten-konten dan penulisan seputar kesehatan sebagai Content Writer Klinik Apollo.