Klinik Apollo, Jakarta – Sifilis wanita adalah penyakit menular seksual (PMS) yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum.

Penyakit ini dapat mempengaruhi pria maupun wanita, namun gejalanya bisa berbeda antara kedua jenis kelamin.

Artikel ini akan membahas secara lebih mendalam tentang sifilis (penyakit raja singa) pada wanita, termasuk gejala yang muncul, cara diagnosis, pengobatan yang tersedia dan langkah-langkah pencegahannya.

>> Konsultasi Online Gratis di Sini <<

Gejala Sifilis pada Wanita

Gejala sifilis pada wanita dapat bervariasi dan seringkali sulit dikenali karena gejala awalnya bisa sangat ringan atau bahkan tidak ada sama sekali.

Namun, pada tahap-tahap berikutnya, gejalanya dapat menjadi lebih jelas. Berikut adalah gambaran gejala sifilis pada wanita:

  • Tahap primer

Pada tahap ini, sekitar 2 hingga 3 minggu setelah infeksi, wanita mungkin mengalami luka terbuka berbentuk kemerahan dan keras di area tempat bakteri masuk ke tubuh, biasanya di sekitar area genital atau mulut.

Luka ini biasanya tidak sakit dan bisa sembuh dengan sendirinya dalam beberapa minggu.

  • Tahap sekunder

Beberapa minggu setelah luka primer sembuh, gejala tahap sekunder muncul. Wanita bisa mengalami ruam kulit, lecet dan bintik-bintik di seluruh tubuh, termasuk telapak tangan dan telapak kaki.

Gejala lainnya termasuk demam, kelelahan, sakit kepala dan pembengkakan kelenjar getah bening.

>> Konsultasi Online Gratis di Sini <<

  • Tahap laten

Setelah tahap sekunder, sifilis masuk ke tahap laten di mana bakteri masih berada dalam tubuh tetapi gejala mungkin tidak muncul. Tahap ini bisa berlangsung bertahun-tahun.

  • Tahap tersier

Pada tahap ini yang mungkin terjadi bertahun-tahun setelah infeksi awal, sifilis bisa merusak organ dalam seperti jantung, otak dan sistem saraf.

Gejala dapat meliputi masalah jantung, gangguan sistem saraf, gangguan penglihatan dan kelumpuhan.

Diagnosis dan Pengobatan

Sifilis dapat didiagnosis melalui tes darah yang mendeteksi antibodi terhadap Treponema pallidum. Tes ini dapat menentukan apakah seseorang pernah terinfeksi sifilis.

Jika tes positif, dokter ahli mungkin akan melakukan tes tambahan untuk menentukan tahap infeksi. Pengobatan sifilis melibatkan pemberian pengobatan antibiotik.

Pengobatan biasanya lebih efektif pada tahap awal infeksi. Jika sifilis tidak diobati, dapat berdampak serius pada organ dalam dan sistem tubuh.

Oleh karena itu, penting untuk segera mencari perawatan medis jika Anda mengalami gejala atau memiliki risiko terkena infeksi ini.

Pencegahan

Langkah-langkah pencegahan sifilis pada wanita dan pria melibatkan:

  • Pemeriksaan rutin

Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin dan tes penyakit menular seksual (PMS) dapat membantu mendeteksi sifilis atau infeksi lainnya secara dini.

  • Penghindaran seksual bebas risiko

Menghindari kontak seksual dengan orang yang memiliki risiko tinggi terinfeksi dapat membantu mencegah penularan.

Baca juga : Sangat mencolok, begini perbedaan sifilis dan herpes!

  • Pengobatan pasangan seksual

Jika Anda terdiagnosis sifilis, penting untuk memberi tahu dan mendapatkan pengobatan bersama pasangan seksual Anda.

Menghindari risiko penularan sifilis dan penyakit menular seksual (PMS) lainnya melalui tindakan pencegahan yang tepat sangat penting untuk menjaga kesehatan seksual dan mencegah penyebaran penyakit ini.

Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang sifilis atau gejala yang mencurigakan, segera konsultasikan dengan tenaga medis untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.

Suka dengan artikel ini?

About the Author: Yulia

Yulia adalah seorang Content Writer di Klinik Apollo yang sudah berkecimpung di dunia kesehatan penyakit kelamin sejak tahun 2017.

Leave A Comment