Klinik Apollo, Jakarta – Sifilis dan herpes adalah penyakit yang tergolong sebagai infeksi menular seksual (IMS) dengan segala perbedaan yang gamblang.

Perbedaan sifilis dan herpes harus diketahui karena masih banyak orang yang belum mengetahui, mungkin Anda salah satunya.

Sebagai infeksi menular seksual, keduanya harus diobati sejak dini agar organ tubuh lain tidak terdampak dan komplikasi tidak muncul.

Apa sajakah yang membedakan antara penyakit sifilis dan herpes? Anda akan mengetahui perbedaan penyebab dan gejala dari keduanya jika membaca tulisan ini.

>> Konsultasi Online Gratis di Sini <<

Mengenal Perbedaan Penyebab Sifilis dan Herpes

Penyakit sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum, sedangkan herpes diakibatkan oleh virus yang bernama Herpes simplex virus (HSV).

Penyakit herpes memiliki banyak jenis (ditinjau dari letak infeksinya), salah satunya adalah herpes genital yang dapat menginfeksi area kelamin. HSV-2 menjadi penyebab dari jenis herpes tersebut.

Meskipun sama-sama ditularkan melalui aktivitas seksual, pada penderita herpes, mereka dapat menginfeksi orang lain. Penularan terjadi walaupun tanpa gejala.

Pada penderita sifilis, selain hubungan seks, bakteri dapat menularkan infeksi dari ibu kepada janinnya sehingga bayi berisiko terkena sifilis.

Lakukan upaya-upaya berikut ini untuk meminimalisir paparan bakteri dan virus tersebut:

  • Memakai alat pengaman secara konsisten jika ingin berhubungan intim.
  • Menggunakan dental dam atau pelindung oral apabila melakukan seks yang melibatkan bagian mulut..
  • Berusaha terbuka kepada pasangan.
  • Membuat batasan pasangan seksual untuk mengurangi risiko infeksi.
  • Meminta bantuan dokter untuk melakukan pemeriksaan seksual secara rutin.
  • Jika pasangan terinfeksi, hindari memegang luka yang timbul.
  • Pria yang belum berkhitan perlu melakukannya.

>> Konsultasi Online Gratis di Sini <<

Perbedaan Gejala Sifilis dan Herpes

Penyakit sifilis memiliki gejala yang bervariasi, tergantung dari tahapan yang diderita setiap individu. Adapun beberapa tahapan dari penyakit raja singa, yaitu infeksi sifilis primer, sekunder, laten, tersier.

Sementara penyakit herpes, terkadang, gejalanya tidak muncul. Tanda-tanda dari infeksi tersebut bisa muncul di alat vital atau mulut. Berikut perbedaan berdasarkan gejala.

1. Sifilis

Inilah gejala dari penyakit raja singa berdasarkan tahapannya:

  • Primer

Terjadi perkembangan luka kecil di tempat di mana bakteri telah memasuki tubuh, mungkin terletak pada wilayah alat kelamin, rongga mulut, atau sekitar anus.

Sekalipun luka ini tidak menimbulkan rasa sakit, kadang-kadang sulit bagi penderita untuk memperhatikannya.

Luka-luka tersebut dapat mengalami penyembuhan secara alami dalam periode 1-2 bulan, tetapi perlu ditekankan bahwa penyembuhan ini tidak mengindikasikan kesembuhan dari infeksi sifilis itu sendiri.

Selanjutnya, dapat terjadi pertumbuhan benjolan di daerah selangkangan, yang merupakan indikator adanya pembengkakan pada kelenjar getah bening.

  • Sekunder

Tahap sekunder dapat menimbulkan ruam di area telapak tangan dan kaki, juga pada bagian alat kelamin, serta dalam mulut.

Ruam ini bisa menyertai kutil tetapi tidak menimbulkan rasa gatal. Walaupun ruam yang muncul memiliki kemampuan untuk sembuh sendiri, Ruam tersebut  bisa kembali muncul.

Selain ruam, gejala lain yang dapat dirasakan antara lain demam, kelelahan, nyeri otot, sakit tenggorokan, penurunan nafsu makan, penurunan berat badan, kerontokan rambut, dan sebagainya.

Apabila tidak diobati dengan segera, gejala-gejala ini berpotensi berlangsung selama 3 bulan–1 tahun.

  • Laten

Tidak menimbulkan tanda-tanda apa pun selama beberapa tahun, tetapi bakter masih bisa menyebar.

Sekitar dua sampai dengan tiga tahun, apabila tidak diobati, sifilis bisa berkembang ke tahap terakhir, tersier.

  • Tersier

Ini adalah tahap yang terakhir sekaligus paling berbahaya. Gejala dari tahap terakhir ini bisa muncul dalam rentang waktu yang cukup lama, yaitu 10-30 tahun.

Dalam periode tersebut, sifilis dapat menyebabkan kerusakan permanen pada berbagai organ tubuh, termasuk otak, jantung, mata, hati, serta tulang dan sendi.

Dampaknya bisa sangat serius, mulai dari masalah kesehatan seperti kehilangan penglihatan, kelumpuhan, hingga bahkan risiko kematian.

Baca Juga: Infeksi Melanda? Inilah Pengobatan Penyakit Kelamin Pria

2. Herpes

Herpes dapat menimbulkan gejala yang menyakitkan. Virus HSV dapat memunculkan lecet atau ruam di area sekitar alat kelamin atau sekitarnya.

Lecet tersebut dapat menimbulkan sensasi gatal, terbakar, atau rasa sakit. Sebelum munculnya lecet, seseorang mungkin mengalami gejala mirip flu, termasuk demam, nyeri otot, atau sakit kepala.

Virus herpes bisa aktif kembali setelah fase infeksi awal, menyebabkan munculnya gejala serupa. Kambuh ini bisa dipicu oleh faktor seperti stres atau penurunan daya tahan tubuh.

Demikian informasi yang membahas perbedaan sifilis dan herpes. Jika ada pertanyaan seputar penyakit menular seksual, Anda bisa berkonsultasi dengan kami. Sekian artikel pada kali ini. Semoga bermanfaat.

Suka dengan artikel ini?

About the Author: Yusuf Shabran

Pemuda yang masih belajar menulis dan akan terus belajar hingga tinta menipis. Saat ini tengah mendalami konten-konten dan penulisan seputar kesehatan sebagai Content Writer Klinik Apollo.

Leave A Comment