Klinik Apollo – Sebagai bagian penting dari kesehatan tubuh, keseimbangan vagina berperan sangat penting, tetapi banyak wanita yang mengeluh gatal dan perih di organ itu.
Meskipun menjadi topik yang sensitif, masalah kesehatan seperti ini perlu banyak yang memahami dan mendapatkan penanganan agar kehidupan tetap nyaman dan berkualitas.
Mengatasi keluhan vagina gatal dan perih memerlukan pemahaman tentang berbagai penyebab dari kondisi tersebut serta cara mengatasinya. Bagaimanakah itu? Mari, simak!
>> Konsultasi Online Gratis di Sini <<
Penyebab Vagina Gatal dan Perih
Permasalahan yang terkait dengan vagina memang jarang dibicarakan karena dianggap hal yang sangat tabu sehingga sering kali diabaikan.
Meskipun faktor yang menyebabkan alat intim gatal banyak yang tidak berbahaya, gangguan ini tetap akan menimbulkan sensasi yang tidak nyaman dan mengganggu.
Seiring waktu, para perempuan yang mengalaminya akan menggaruk Miss V secara tidak sadar. Tindakan tersebut bukan suatu hal yang baik, melainkan dapat membuat rasa gatal semakin menjadi-jadi sehingga menimbulkan rasa perih.
Berikut adalah beberapa penyebab vagina gatal dan perih yang bisa penting untuk Anda ketahui.
1. Vaginitis
Vaginitis adalah kondisi yang menggambarkan peradangan atau infeksi pada vagina. Gangguan ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor.
Ketika vagina gatal, banyak yang mungkin menganggapnya sepele. Namun, perlu Anda ketahui bahwa gatal dan perih itu termasuk gejala dari vaginitis.
Selain itu, radang yang terjadi di kemaluan wanita pun dapat memunculkan keputihan yang tidak normal, pembengkakan, dan sakit saat buang air kecil (BAK).
Jadi, alangkah baiknya untuk melakukan pemeriksaan agar tidak terlambat dan mendapatkan obat yang tepat.
2. Trikomoniasis
Dalam dunia kesehatan, ada suatu penyakit yang tergolong sebagai infeksi menular seksual, dan salah satunya adalah trikomoniasis.
Penyebab utama dari trikomoniasis, Trichomonas vaginalis, dapat mendatangkan gejala yang menyakitkan berupa rasa gatal atau perih.
Organ kewanitaan yang terkena peradangan akibat trikomoniasis dapat menimbulkan iritasi di sekitar jaringan sensitif yang ada di vagina. Hal ini berujung pada sensasi gatal dan rasa sakit.
3. Peradangan Kulit
Peradangan kulit atau dermatitis kontak memiliki banyak mekanisme dalam respons tubuh terhadap peradangan itu sendiri.
Ketika kulit meradang, berbagai zat kimia dilepaskan oleh sistem kekebalan tubuh sebagai bagian dari respons pertahanan tubuh terhadap iritasi, infeksi, atau cedera.
Salah satu zat kimia itu adalah histamin. Histamin dapat melebarkan pembuluh darah, meningkatkan aliran darah, dan meningkatkan permeabilitas pembuluh darah.
Hal inilah yang menyebabkan kulit menjadi lebih merah, bengkak, dan menyebabkan gatal. Jika penderita menggaruk tanpa henti, kemungkinan besar akan timbul rasa perih.
4. Menopause
Menopause adalah berhentinya siklus haid secara alami yang umumnya terjadi pada perempuan yang memasuki umur 45 sampai dengan 55 tahun.
Produksi hormon mengalami penurunan selama menopause. Akibatnya, fisik dan fisiologis dalam tubuh kaum Hawa mengalami perubahan.
Esterogen, hormon yang membantu menjaga kesehatan vagina selama menopause ini dapat menurun. Selama penurunan, dinding vagina mengalami penipisan dan penyusutan.
Hal ini dapat menyebabkan kekeringan vagina atau kondisi yang dikenal sebagai atrofi vulvovaginal. Kekeringan ini dapat menyebabkan rasa gatal dan perih di kelamin wanita.
5. Stres
Selain masalah fisik, masalah psikologis, seperti stres bisa memberikan dampak yang signifikan terhadap Miss V.
Orang yang memiliki stres berat, maka dirinya akan merasakan lelah yang luar biasa sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk beristirahat.
Nah, kelelahan akibat stres inilah yang membuat sistem kekebalan tubuh menurun dan membuat tubuh lebih sensitif terhadap infeksi, termasuk di organ intim.
Baca Juga: Cara Mengobati Miss V Gatal dan Perih
Kenali Cara Mengatasi Vagina Gatal dan Perih
Luka yang terasa perih atau gatal pada kelamin harus segera diobati. Jika kedua gejala tersebut terasa oleh Anda, segera berobat kepada dokter.
Dokter akan mendiagnosis dengan berbagai metode, mengingat pengobatan membutuhkan kesesuaian dari penyebabnya.
Selesai memberikan diagnosis, mungkin dokter akan memberikan obat-obatan untuk meredakan gatal dan perih di vagina yang beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
- Antijamur topikal: obat ini dapat dokter berikan kepada pasien yang mengalami infeksi jamur di vaginanya.
- Antibiotik oral: pengobatan oral yang berupa antibiotik bisa pengidap gunakan untuk mengatasi gangguan di vagina akibat penyakit seksual, infeksi bakteri, dan lain-lain.
- Krim pereda iritasi: obat yang meredakan iritasi dapat menghilangkan gangguan, seperti gatal dan perih akibat pewangi atau produk kewanitaan yang bersifat iritan.
Setelah menyelesaikan perawatan medis, orang yang sebelumnya mengalami gangguan di vagina perlu menghindari aktivitas tertentu yang memicu kejadian medis berulang.
Pencegahan tersebut, yaitu tidak membersihkan alat intim dengan semprotan (douching), mengganti pakaian yang basah dengan segera, dan lain sebagainya.