Klinik Apollo, Jakarta – Apakah memahami masa inkubasi epididimitis termasuk aspek yang penting?

Ya hal itu penting, terutama pada pria yang aktif secara seksual.

Selama inkubasi berjalan, pria yang terinfeksi tetap dapat menularkan bakteri kepada pasangan seksualnya tanpa menyadari bahwa mereka telah tertular.

Nah, dengan mengetahui hal tersebut, individu dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat untuk menghindari penyebaran infeksi kepada rekan seksualnya.

Apa Itu Inkubasi?

Inkubasi adalah periode waktu antara peristiwa paparan dengan penyebab suatu penyakit dan munculnya gejala dari infeksi tersebut.

Selama masa inkubasi, bakteri penyebab penyakit epididimitis, misalnya, mulai berkembang di dalam tubuh, tetapi belum menunjukkan gejala yang jelas.

Masa inkubasi dapat bervariasi tergantung pada jenis, pemicu, dan kondisi penderita.

Dalam konteks epididimitis, masa inkubasi bisa bervariasi tergantung pada jenis bakteri yang menyebabkannya dan keadaan individu yang terinfeksi.

Biasanya, inkubasi epididimitis berkisar antara beberapa hari hingga beberapa pekan. Selama itu pula, patogen mulai berkembang di dalam epididimis. Namun, belum menunjukkan tanda yang jelas.

Baca Juga: Apakah Epididimitis Menular? Ketahui Cara Mengatasinya!

Gejala Epididimitis yang Muncul Setelah Masa Inkubasi

Gejala epididimitis dari ringan hingga parah biasanya mulai muncul setelah masa inkubasi selesai. Bisa  juga tidak muncul, tetapi akan berkembang seiring waktu.

Beberapa gejala umum epididimitis pada pria yang aktif berhubungan seksual meliputi:

  • Terasa nyeri, sakit tumpul, atau tegang pada satu atau kedua skrotum.
  • Pembengkakan skrotum.
  • Laki-laki yang mengalami epididimitis bisa merasakan panas di area skrotum.
  • Kehidupan seksual penderita terganggu karena rasa perih akibat epididimitis.
  • Merasakan demam, lelah, letih, lesu, menggigil, dan lain sebagainya akibat infeksi bakteri.

Adapun beberapa penyebab yang terkait dengan gejala peradangan epididimis di atas adalah sebagai berikut:

  • Infeksi saluran kemih: Escherichia coli (E. coli), dapat naik ke atas dan mencapai epididimis, kemudian mengakibatkan infeksi.
  • Penyakit menular seksual: PMS, seperti klamidia dan gonore dapat menyebar ke epididimis melalui hubungan seks dengan cara yang tidak benar. Umumnya, lelaki yang mengalami epididimitis akibat PMS memiliki usi di bawah 35 tahun.
  • Infeksi setelah urinasi balik: infeksi bakteri terjadi ketika kemih mengalir mundur ke saluran kencing atau kandung kemih, yang kemudian menyebar ke epididimis.

Ingatlah bahwa berbagai gejala ini dapat memburuk seiring waktu jika infeksi tidak diobati dengan tepat.

Jika gejala sudah parah, pengidap dapat mengalami hal yang tidak terduga. Berikut di antaranya:

  • Nyeri berkepanjangan dan menjadi lebih intens pada skrotum atau epididimis. Nyeri ini dapat naik hingga ke panggul atau perut bagian bawah.
  • Ukuran skrotum menjadi lebih besar dan terasa sangat tegang. Pembengkakan ini bisa membuat pria merasa tidak nyaman, bahkan saat beristirahat.
  • Area epididimis yang terinfeksi dapat terlihat kemerahan dan terasa panas saat disentuh.
  • Infeksi yang parah dapat menyebabkan demam tinggi, menggigil, dan gejala demam lainnya.
  • Buang air kecil yang semula normal menjadi sulit ketika semakin parah.

Jika ada individu yang mengalami gejala setelah masa inkubasi epididimitis atau yang semakin parah, disarankan untuk segera mencari perawatan medis agar mendapatkan diagnosis dan penanganan dari dokter.

Klinik Apollo akan membantu dengan memberikan informasi dan pengobatan yang tepat jika Anda mengalami epididimitis.

Utarakan setiap keluhan kepada dokter melalui layanan konsultasi online gratis.

>>> KONSULTASI ONLINE GRATIS DI SINI <<<

Suka dengan artikel ini?

About the Author: Yusuf Shabran

Pemuda yang masih belajar menulis dan akan terus belajar hingga tinta menipis. Saat ini tengah mendalami konten-konten dan penulisan seputar kesehatan sebagai Content Writer Klinik Apollo.

Leave A Comment