Klinik Apollo, Jakarta – Apa penyebab disuria? Gangguan yang berhubungan dengan organ reproduksi ini sering terjadi. Kondisi ini bisa menghasilkan rasa sakit.

Rasa sakit yang pengidap derita baik pria maupun wanita bisa berasal dari kandung kemih, uretra, atau area antara genital dan anus.

Mengenai bahaya dari timbulnya urgensi buang air kecil yang berulang-ulang, ini tergantung penyebabnya. Apabila Anda merasakan ketidaknyamanan, alangkah baiknya, berobat ke dokter spesialis.

Dalam artikel ini, kami akan membahas penyebab disuria yang bervariasi. Selain itu, kami juga membahas cara mengobati gangguan medis tersebut. Tanpa berlama-lama, mari simak pembahasan berikut ini!

>> Konsultasi Online Gratis di Sini <<

Beragam Penyebab Kondisi Disuria

Umumnya, anyang-anyangan terjadi selama satu sampai dua hari. Apabila Anda merasakan anyang-anyangan lebih dari 3 hari, Anda tidak boleh abai dengan penyakit ini.

Berganti-ganti pasangan untuk berhubungan intim, mengalami pembesaran prostat, dan menggunakan kateter menjadi tiga dari beragam faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit ini.

Jika itu terjadi, tidak hanya sakit saat buang air kecil, penderita dapat mengalami gejala yang mencakup sulitnya mengontrol air seni, sering buang air kecil, sakit punggung atas, sakit sewaktu berhubungan, dan sebagainya.

Berikut adalah berbagai penyebab disuria yang perlu diketahui.

  • Infeksi Saluran Kemih

Infeksi saluran kemih muncul saat bakteri masuk ke saluran kencing dan mengumpul di dalamnya. Daripada dengan pria, penyakit ini lebih sering terjadi pada wanita.

Hal ini karena uretra perempuan lebih pendek daripada laki-laki sehingga kuman lebih mudah masuk ke saluran kemih.

Infeksi saluran kemih yang sering kali disebabkan oleh Escherichia coli dapat memicu reaksi peradangan yang ditandai dengan kemerahan, pembengkakan, dan sensasi nyeri yang meningkat saat buang air kecil.

  • Infeksi Menular Seksual

Infeksi menular seksual (IMS), seperti herpes, klamidia, atau gonore dapat menyebabkan anyang-anyangan, selain infeksi saluran kemih.

Penyakit yang menyebar melalui hubungan intim ini sangat berisiko pada wanita atau pria yang bergonta-ganti pasangan, berhubungan seks tanpa kondom, bercinta dengan sesama jenis, dan pernah menderita IMS.

Kalau pengidap tidak mengobati IMS-nya, infeksi dapat menyebar ke bagian atas saluran kemih dan mengakibatkan gejala yang lebih serius.

Gejala-gejala dari infeksi saluran kemih, antara lain keputihan yang tidak normal, timbul ruam di organ genital, nyeri panggul, perdarahan, dan pembengkakan testis.

>> Konsultasi Online Gratis di Sini <<

  • Prostatitis (Peradangan Kelenjar Prostat)

Selain wanita, pria juga dapat buang air kecil dengan menyakitkan, dan salah satu pemicunya adalah prostatitis atau peradangan di kelenjar prostat.

Dalam kondisi yang biasanya, bakteri yang ada di saluran kemih tidak akan menimbulkan tanda-tanda jika populasi bakteri tetap terkendali.

Namun, ketika mencapai prostat, bakteri dapat menghasilkan infeksi serta peradangan. Peradangan yang mucnul bisa menyebabkan demam, nyeri saat ejakulasi, nyeri di perineum, dan sebagainya.

  • Cystitis

Cystitis adalah gangguan medis kronis yang menghasilkan tekanan, rasa nyeri, dan peradangan pada kandung kemih.

Pada kebanyakan kasus, kondisi ini muncul akibat dari infeksi saluran kemih berulang atau gangguan lain yang mempengaruhi kinerja normal kandung kemih.

Risiko terserang cystitis akan semakin meningkat atau tinggi apabila Anda melakukan radioterapi, kemoterapi, sering menggunakan pembersih organ intim berbahan kimia, dan menderita penyakit tertentu.

Jika pengidap tidak mengobati cystitis dengan pengobatan yang benar, risiko kompilasi untuk muncul semakin tinggi. Oleh karena itu, penderita harus menghilangkan peradangan yang terjadi di kandung kemih 

Adapun komplikasinya, yakni sindrom iritasi usus besar, disfungsi dasar panggul, lupus, dan lain-lain.

Baca Juga: Sering Buang Air Kecil, Apakah Kondisi Ini Termasuk Sehat?

Bagaimana Cara Mengobati Disuria?

Pengobatan anyang-anyangan harus sesuai dengan penyebab yang memicunya. Untuk mengatasi kondisi medis ini, penderita memerlukan bantuan dokter ahli.

Berikut adalah cara mengobati kondisi yang merujuk pada keinginan berkemih secara terus-menerus yang bisa dokter lakukan kepada pasien:

  • Penggunaan antibiotik berdasarkan petunjuk dokter akibat infeksi bakteri pada saluran kemih, ginjal, kandung kemih, uretra, dan genitalia.
  • Penderita prostatitis juga dapat mengonsumsi antibiotik.
  • Untuk mengurangi perkembangan jamur pada vagina, obat jamur yang tersedia dalam bentuk oral atau krim bisa pengidap dapatkan.
  • Dokter dapat memberikan resep obat pereda rasa sakit.
  • Menghindari penggunaan sabun yang mengandung bahan kimia yang bisa menyebabkan iritasi pada saluran kemih.

Dokter mungkin akan merekomendasikan pengidap untuk meningkatkan asupan air guna menjaga kelarutan urine.

Langkah ini bertujuan untuk mengurangi ketidaknyamanan yang mungkin muncul selama proses buang air kecil.

Selain itu, memastikan istirahat yang memadai dan mengikuti jadwal minum obat dengan tepat juga akan membantu mempercepat penyembuhan.

Jika Anda mengalami peningkatan keinginan untuk terus berkemih atau gejala yang berkaitan dengan penyakit di atas, Anda bias berkonsultasi dengan kami. Jadi, silakan klik tautan di bawah ini.

Suka dengan artikel ini?

About the Author: Yusuf Shabran

Pemuda yang masih belajar menulis dan akan terus belajar hingga tinta menipis. Saat ini tengah mendalami konten-konten dan penulisan seputar kesehatan sebagai Content Writer Klinik Apollo.

Leave A Comment