Klinik Apollo, Jakarta – Pernahkah Anda mengalami hematuria? Hematuria atau kencing berdarah merupakan kondisi yang bisa muncul akibat berbagai penyebab.

Hematuria bisa dialami oleh siapa saja baik wanita maupun pria. Selain sel darah merah dalam urine, pengidap dapat merasakan nyeri buang air kecil.

Tidak semua kasus hematuria dapat teridentifikasi hanya melalui pengamatan urine secara langsung. Pada hematuria mikroskopik, adanya sel darah merah hanya bisa terdeteksi melalui mikroskop.

Sebenarnya, apa penyebab hematuria? Melalui tulisan yang ringan ini, Anda akan mengetahui berbagai faktor yang dapat menyebabkan masalah klinis tersebut. Jadi, simak hingga tuntas.

>> Konsultasi Online Gratis di Sini <<

Apa Saja yang Menjadi Penyebab Hematuria (Kencing Darah)?

Hematuria merupakan masalah yang sebenarnya tidak berbahaya. Meskipun tidak berbahaya, Anda tetap harus mewaspadai penyakit ini.

Sebab, kehadiran sel darah merah dalam air kemih adalah situasi yang terpicu oleh sejumlah aspek, termasuk berbagai gangguan kesehatan lain yang mungkin tengah dihadapi.

Berikut adalah lima penyebab hematuria yang harus diwaspadai.

  • Infeksi Saluran Kemih

Sistem kemih melibatkan bagian-bagian seperti kandung kemih, uretra, serta ginjal. Di antara wanita, infeksi pada sistem kemih acapkali menjadi pemicu utama terjadinya pengeluaran darah saat buang air kecil.

Situasi ini terjadi ketika bakteri memasuki uretra, berkembang biak, dan memicu infeksi. Itulah yang menghasilkan warna urine menjadi cokelat, merah, atau merah muda.

Tidak hanya itu, gejalanya juga bisa mencakup rasa nyeri dan sensasi terbakar ketika berkemih. Selain itu, urine yang dikeluarkan juga mungkin memiliki aroma yang kuat.

  • Retensi Urine

Retensi urine menyebabkan penderita mengalami kesulitan dalam proses membuang air kecil. Kondisi ini timbul akibat gangguan yang terjadi pada kandung kemih.

Gejala hematuria bisa muncul ketika terjadi retensi urine dan tabung kateter yang terpakai untuk memperlancar pembuangan urine dengan cepat.

Ini disebabkan oleh perubahan mendadak dari tekanan tinggi di kandung kemih menjadi tekanan yang lebih rendah.

Anda tidak perlu gelisah apabila mengalami situasi ini. Alasannya adalah bahwa penyebab darah dalam urine akan semakin membaik secara alami.

Namun, pastikan bahwa tidak ada gumpalan darah yang tertinggal di dalam kandung kemih.

>> Konsultasi Online Gratis di Sini <<

  • Pembengkakan Prostat

Kelenjar prostat yang berada di bawah kandung kemih dan bagian atas uretra memiliki potensi untuk mengalami pembesaran saat seseorang memasuki usia lanjut.

Pembesaran prostat ini, mungkin akan memberikan tekanan di uretra dan berpotensi menghambat aliran urine. Pada akhirnya, pembengkakan prostat dapat menimbulkan hematuria mikroskopik.

Adapun pria yang dapat mengalami pembengkakan prostat, yaitu berusia 50 tahun keatas, mempunyai berat badan yang berlebihan, dan memiliki kerabat yang pernah mengalami penyakit prostat.

  • Batu Ginjal

Batu ginjal adalah situasi yang muncul akibat penumpukan zat mineral dan garam di dalam ginjal. Kondisi ini menyebabkan penyumbatan atau bahkan luka pada saluran kemih.

Akibat dari cedera dan penyumbatan tersebut, peluang urine yang dikeluarkan akan mengandung darah.

Apabila mengalami batu ginjal, penderita dapat merasakan gejala yang mencakup rasa sakit di daerah punggung, sensasi mual, muntah, frekuensi buang air kecil yang meningkat, dan rasa sakit ketika berkemih.

Bagi Anda yang jarang mengisi atau kurang nutrisi cairan, tidak mempraktikkan pola makan yang baik, obesitas, dan/atau mempunyai keluarga dengan riwayat batu ginjal, berhati-hatilah dengan faktor risikonya.

Baca Juga: Kencing Berdarah Menjadi Tanda dari Penyakit Apa?

  • Cedera

Cedera merupakan kelainan pada tubuh yang menimbulkan sensasi tertentu. Sementara itu, organ tubuh yang bernama ginjal dapat mengalami masalah jika Anda mengalami kecelakaan atau olahraga yang berat.

Gejala pada seseorang yang mengalami cedera ginjal dapat bervariasi, seperti hematuria, sakit di bagian punggung, pembengkakan di area perut, mual, muntah, kelelahan, dan sakit kepala.

Apabila ginjal mengalami cedera, sebisa mungkin, jangan pernah mengabaikannya. Lakukan pemeriksaan kepada dokter agar dokter bisa memberikan diagnosis dan pengobatan.

Jika dokter berhasil mengobati pasien yang mengalami cedera di bagian ginjal, disfungsi ginjal, abses, perdarahan lanjutan, pembentukan bekuan darah, komplikasi tidak terjadi.

Nah, itulah pembahasan mengenai penyebab hematuria. Jika Anda mencurigai atau mendapati gejala yang mirip dengan hematuria, jangan sungkan untuk bertanya kepada kami. Sekarang, Anda hanya perlu mengakses tautan di bawah secara gratis.

Suka dengan artikel ini?

About the Author: Yusuf Shabran

Pemuda yang masih belajar menulis dan akan terus belajar hingga tinta menipis. Saat ini tengah mendalami konten-konten dan penulisan seputar kesehatan sebagai Content Writer Klinik Apollo.

Leave A Comment