Klinik Apollo, Jakarta – Untuk membuang sisa metabolisme dalam tubuh, ada proses yang dinamakan buang air kecil, tetapi bagaimana dengan kondisi yang sering dan apa penyebab dari itu?

Penyebab sering buang air kecil perlu ditelusuri karena sejatinya dapat menjadi indikasi dari kondisi medis tertentu, bahkan bisa saja menjadi pertanda dari penyakit kelamin.

Kebanyakan penyebab sering buang air kecil yang banyak orang tahu adalah terlalu banyak cairan, dan itu wajar. Lantas apa faktor lain dari keadaan tersebut? Mari, simak pembahasan berikut ini.

>> Konsultasi Online Gratis di Sini <<

Penyebab Sering Buang Air Kecil Itu Apa Saja?

Tubuh akan secara alami mengeliminasi substansi yang tidak diperlukan melalui proses buang air kecil yang lebih sering terjadi apabila kita terus-menerus menjaga asupan cairan.

Pada umumnya, kebutuhan cairan per hari adalah sekitar 2,5 liter air bersih untuk lelaki dewasa, sedangkan perempuan dewasa memerlukan sekitar 2,3 liter air bersih setiap harinya.

Jadi, orang yang sering buang air kecil, berarti termasuk hal yang wajar. Namun, tentunya hal ini akan mengganggu aktivitas sehari-hari.

Anda akan lebih sering kencing lebih dari biasanya. Belum lagi, sering berkemih disertai rasa perih, dan itu bisa menjadi tanda dari kondisi medis, yang salah satunya ialah infeksi saluran kemih.

Orang yang mengalami gangguan di saluran kencingnya, dapat mengalami ciri-ciri infeksi saluran kencing yang mengganggu.

Selain itu, ISK jugalah yang menjadi penyebab sering buang air kecil, tetapi sedikit yang keluar.

Selain itu, berikut adalah berbagai penyebab sering buang air kecil yang perlu diperhatikan.

1. Peradangan Vagina

Vaginitis adalah peradangan atau infeksi yang menyerang vagina. Situasi ini memungkinkan peradangan pada vagina atau vulva.

Radang vagina ini acap kali menimbulkan berbagai tanda, yaitu rasa sakit di genitalia, sering buang air seni, bahkan sensasi terbakar atau gatal saat kencing.

Jika Anda sudah tidak nyaman, terutama keluar cairan berbau dari vagina, segera lakukan pemeriksaan kepada dokter spesialis.

2. Pembengkakan di Saluran Uretra

Pembengkakan atau peradangan di saluran uretra (uretritis) dapat membuat saluran yang menyambungkan kandung kemih dan luar tubuh menjadi sensitif.

Akibat dari hal itu, proses normal pengendalian kandung kemih terganggu dan menyebabkan sensasi ingin buang air kecil yang lebih sering.

Perempuan lebih rentan mengalami uretritis, penyebabnya beragam, antara lain infeksi bakteri, virus, dan iritasi terhadap bahan kimia.

>> Konsultasi Online Gratis di Sini <<

3. Diabetes

Penyakit diabetes melitus memiliki dua tipe, yakni tipe 1 dan tipe 2. Keduanya memiliki potensi untuk menyebabkan lonjakan kadar gula darah.

Organ ginjal pada penderita berusaha untuk menyaring kelebihan gula secara alami. Namun, usahanya terbatas.

Hasilnya, gula berakhir terbuang bersama urine. Akibat dari hal itu, orang yang mengalami penyakit kencing manis sering merasa perlu untuk buang air kecil secara terus-menerus.

Gejala buang air kecil yang sering juga bisa diartikan sebagai tanda awal penyakit ini. Selain melitus, kondisi insipidus juga dapat mengakibatkan peningkatan frekuensi buang air kecil pada penderitanya.

Sehari-hari, pengidap jenis insipidus bisa mengalami kencing hingga lima kali lebih banyak daripada kadar normal.

4. Penyakit Kelamin

Tidak hanya tiga kondisi di atas. Ternyata, penyakit kelamin juga dapat meningkatkan frekuensi buang air kecil.

Beberapa dari penyakit kelamin atau infeksi menular seksual yang dapat meningkatkan frekuensi berkemih, yaitu klamidia dan trikomoniasis.

Penyakit klamidia dan trikomoniasis pun dapat menimbulkan gejala yang serupa. Misalnya, sensasi perih saat kencing.

Apabila mengalami penyakit kelamin, segera lakukan pengobatan sejak dini agar infeksi tidak semakin parah.

5. Stroke

Penyakit stroke dapat berpengaruh terhadap berbagai sistem dalam tubuh, termasuk sistem saraf yang memanipulasi fungsi kandung kemih dan berkemih.

Serangan stroke terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu baik yang disebabkan oleh stroke iskemik (penyumbatan pembuluh darah) atau stroke hemoragik (pecahnya pembuluh darah).

Hal ini dapat menimbulkan kerusakan di area-area tertentu pada otak yang bertanggung jawab atas pengaturan fungsi kandung kemih.

Kelainan tersebut dapat mengganggu koneksi antara otak dan kandung kemih, dan menyebabkan berbagai masalah termasuk inkontinensia urin atau sering buang air kecil.

Baca Juga: Sering Buang Air Kecil di Malam Hari? Begini Cara Mengatasinya

6. Batu Ginjal

Penyakit ini bisa berpengaruh pada pola urinasi dan mengakibatkan sering kencing melalui beberapa mekanisme yang terkait dengan gangguan aliran urine.

Batu ginjal yang bergerak melalui saluran kemih, terutama saat bergerak dari ginjal menuju kandung kemih.

Akibatnya, dapat menyebabkan iritasi pada saluran kemih dan kandung kemih. Iritasi ini dapat memicu sensasi ingin buang air kecil yang lebih sering.

Demikian pembahasan mengenai penyebab sering buang air kecil. Jika Anda sering berkemih serta merasakan perih, bau urine menyengat, dsb, segera hubungi dokter yang profesional. Misalnya, Dokter Klinik Apollo.

Suka dengan artikel ini?

About the Author: Yusuf Shabran

Pemuda yang masih belajar menulis dan akan terus belajar hingga tinta menipis. Saat ini tengah mendalami konten-konten dan penulisan seputar kesehatan sebagai Content Writer Klinik Apollo.

Leave A Comment