Klinik Apollo, Jakarta – Sama dengan bagian tubuh lainnya, organ intim atau vagina dapat mengalami luka atau lecet.

Rasa pedih yang timbul akibat luka, tentu mengganggu keseharian wanita.

Vagina luka umumnya tidak berbahaya dan bisa pulih tanpa pengobatan.

Namun, rasa perih, perdarahan, atau indikasi lain dapat menjadi gejala dari penyakit atau kondisi tertentu.

Mengapa vagina luka? Bagaimana pengobatan dari kendala medis yang terjadi pada wanita tersebut?

>> Konsultasi Online Gratis di Sini <<

Apa Penyebab Vagina yang Mengalami Luka?

Vagina yang memunculkan lesi dengan rasa perih umumnya disebabkan oleh sesuatu yang tidak berbahaya.

Namun, ada beberapa kondisi serius yang dapat menimbulkan tanda tersebut.

Secara definisi, vagina yang mengalami luka adalah salah satu bentuk dari cedera yang terjadi di jaringan di luar maupun dalam kemaluan wanita.

Cedera ini bisa ringan dan hanya berpengaruh pada permukaan kulit di bagian luar hingga cedera yang lebih serius, bahkan sampai pada robekan pada jaringan vagina yang lebih dalam.

Tanda (luka) yang tampak di organ intim wanita dapat dikenali oleh munculnya rasa sakit dan ketidaknyamanan.

Gejala ini sering sekali muncul saat buang air kecil (BAK). Selain itu, dapat terjadi juga saat air seni yang bercampur sedikit darah.

Berikut adalah beberapa penyebab dari vagina yang mengalami luka pada wanita dari yang normal hingga yang menunjukkan adanya infeksi.

Baca Juga: Vagina Gatal dan Bau: Penyebab dan Cara Mengatasinya

1. Saat Melahirkan Anak

Saat proses bersalin atau melahirkan buah hati, organ kewanitaan dapat mengalami cedera atau luka yang disebut robekan perineum.

Sobekan ini umum terjadi pada sebagian besar kaum Hawa ketika melahirkan secara alami.

Tanda ini terjadi pada jaringan di sekitar area perineum yang menjadi area antara vagina dan anus.

Terkadang, rasa nyeri pendarahan terjadi di vagina, bahkan bisa membuat aktivitas duduk atau berjalan menjadi sulit selama beberapa hari pasca melahirkan.

2. Memangkas Bulu Kemaluan

Wanita yang memangkas atau mencukur bulu kemaluannya, maka tindakan tersebut dapat meningkatkan risiko iritasi atau cedera di area vagina dan kulit di sekitarnya.

Kulit sensitif di daerah vagina bisa mengalami gesekan yang lebih besar ketika memangkas bulu kemaluan.

Oleh karena itu, mencukur bulu kemaluan harus dilakukan secara perlahan.

3. Berhubungan Intim

Area vagina memiliki kulit yang lembut serta tipis.

Kulit yang tipis itu menjadikannya lebih sensitif terhadap luka akibat gesekan dari alat kelamin, jari, atau objek lain.

Luka di daerah tersebut mungkin muncul ketika alat intim kehilangan kelembapan, terdapat cedera sebelumnya, atau karena tekanan berlebihan dari organ intim atau sesuatu yang lain.

Beberapa kondisi medis, seperti atrofi vagina dapat membuat organ kewanitaan menjadi lebih tipis, kurang fleksibel, serta kering sehingga meningkatkan potensi terjadinya cedera.

Penyakit kulit, antara lain psoriasis, eksim, dan lichen planus juga terlibat dalam meningkatkan risiko terkena luka pada area vagina.

Begitu pun dengan penggunaan obat tertentu, dapat mengakibatkan kekeringan di organ genital dan meningkatkan kemungkinan terjadinya luka ketika berhubungan intim.

4. Vagina yang Terinfeksi

Tahukah Anda bahwa vagina gatal dan perih biasanya disebabkan oleh infeksi jamur atau bakteri.

Ketika terdapat luka di area tersebut, banyak perempuan yang senang menggaruknya.

Akibatnya, tidak hanya rasa gatal yang didapatkan, tetapi juga sensasi perih di area yang terluka.

Alangkah baiknya, tangani infeksi vagina secepat mungkin agar senasinya tidak semakin menyebar ke area kulit yang lain.

5. Penyakit Menular Seksual

Penyakit menular seksual merupakan kondisi yang berpotensi membahayakan penderita.

Sesuai namanya, kondisi medis ini dapat ditularkan melalui hubungan seksual.

Bakteri, parasit, atau virus yang menjadi cikal bakal dari penyakit menular seksual dapat menimbulkan luka di area yang terinfeksi.

Mikroorganisme tersebut dapat merusak jaringan yang sehat dan mengganggu keseimbangan alami lingkungan di dalam vagina.

Beberapa penyakit menular seksual, seperti sifilis atau penyakit gonore bisa mengakibatkan kerusakan pada jaringan dan membentuk ulkus atau chancre.

Hal ini dapat terjadi karena patogen merusak pembuluh darah atau menyebabkan nekrosis pada jaringan.

6. Kanker

Kanker vagina dan vulva merupakan penyakit yang dapat mengubah jaringan vagina atau menimbulkan cedera meskipun gejala tersebut jarang terjadi.

Kanker pada vagina terjadi ketika sel-sel di dalamnya mengalami pertumbuhan yang abnormal.

Pertumbuhan ini dapat membentuk tumor atau lesi yang merusak jaringan normal dan dapat mengakibatkan luka pada penderita.

Sel-sel kanker vagina atau vulva dapat menyebar dan menyerang jaringan sehat di sekitarnya. Jika sel-sel kanker menembus dan merusak jaringan, ini bisa menyebabkan ulkus.

>> Konsultasi Online Gratis di Sini <<

Apa Pengobatan yang Bisa Menyembuhkan Vagina yang Terluka?

Pengobatan yang dapat menyembuhkan luka pada vagina memerlukan penyesuain dengan tingkat keparahan.

Alangkah baiknya, penderita melakukan pemeriksaan dokter untuk mendapat pengobatan medis yang tepat kalau luka tidak kunjung sembuh setelah beberapa hari.

Berikut ini beberapa cara mengobati vagina yang mengalami luka:

  • Membasuh vagina dengan air, kemudian mengeringkannya.
  • Tidak diperkenankan untuk berhubungan badan selama vagina masih terluka.
  • Hindari menggaruk atau memasukkan benda asing ke dalam vagina.
  • Rutin membersihkan organ kewanitaan dengan atau tanpa sabun berbahan khusus untuk vagina (bersihkan area luar saja).
  • Menggunakan obat antibiotik apabila luka Anda disertai gejala lain dan timbul akibat penyakit menular seksual.
  • Mengobati dengan krim tertentu yang bisa menghilangkan rasa nyeri di vagina.

Ingatlah bahwa penyembuhan dan perawatan harus disesuaikan dengan situasi kesehatan individu.

Diskusikan pilihan pengobatan dan perawatan yang paling sesuai dengan dokter agar mendapatkan hasil yang optimal.

Demikian pembahasan mengenai vagina luka yang meliputi penyebab dan pengobatan.

Anda bisa berkonsultasi dengan kami melalui tautan di bawah ini jika terdapat gejala yang menyerang organ kewanitaan Anda.

>> Konsultasi Online Gratis di Sini <<

Suka dengan artikel ini?

About the Author: Yusuf Shabran

Pemuda yang masih belajar menulis dan akan terus belajar hingga tinta menipis. Saat ini tengah mendalami konten-konten dan penulisan seputar kesehatan sebagai Content Writer Klinik Apollo.

Leave A Comment